Sabtu 07 May 2022 16:26 WIB

Icip-Icip Gurihnya 'Sate Jando' Gasibu Bandung

Sate jando ini berbahan dasar daging bagian payudara sapi.

Pekerja membakar kuliner sate. (Ilustrasi)
Foto:

Tiga varian sate

Ada tiga varian sate yakni sate ayam, sapi dan jando. Potongan dagingnya besar-besar dan full daging minim lemak. 

"Rekomendasinya dicampur, supaya tidak eneg. Sering disebut sate jando karena orang-orang sukanya bagian jandonya karena katanya kenyal-kenyal gurih," kata Agung.

Seporsi sate campur isi 10 tusuk plus lontong dibanderol Rp 30 ribu. Sementara sate ayam atau jando dihargai Rp 25 ribu.

Dalam sehari, setidaknya 4.000-an tusuk sate ludes terjual. Tak perlu takut kehabisan saat mengantre karena berkotak-kotak kontainer sate yang sudah dimarinasi siap dibakar.

"Kami tidak buka cabang lagi, hanya di sini. Sekarang suka banyak yang ngaku-ngaku bernama sate Ayu juga, tapi yang sate gendong Mbok Ayu Ngatemi cuma ini," tegasnya.

Salah seorang pembeli asal Depok, Jawa Barat, Umar Holik mengaku, penasaran dengan sate gendong Mbok Ayu Ngatemi setelah berkali-kali melihat review-nya di saluran YouTube kuliner yang biasa ia tonton. 

"Saya sudah sering ke Bandung dan berkali-kali lewat Citarum sini dan pengin sekali mencoba tapi suka malas kalau lihat antrean-nya yang panjang. Biasanya kalau siang memang sudah agak sepi, tapi kayaknya lebih enak makan pagi-pagi," katanya.

Setelah mencoba sate, Umar mengatakan, rasa penasarannya akhirnya terpuaskan. "Rasanya benar-benar enak. Porsinya buat saya pas, potongan dagingnya besar-besar dan bumbunya sedap. Enggak rugi antre sejam," katanya.

Dia menambahkan, bahwa khusus untuk bagian jando, sate langsung lumer dan menebarkan rasa gurih nan kenyal saat digigit. Tak ada rasa lemak yang tersisa di mulut.

"Nanti bakal ke sini lagi sepertinya," kata dia dengan semangat setelah menghabiskan satu setengah porsi sate jando campur.

Sementara itu, pembeli lain asal Kota Bandung yakni Krisna mengaku sudah berlangganan sate gendong Mbok Ayu Ngatemi sejak lama. "Rasanya khas, bumbu kacangnya pas banget dan potongan satenya yang besar tanpa lemak yang bikin nagih," kata dia.

Meski demikian, selama pandemi Covid-19 Krisna agak mengkhawatirkan protokol kesehatan saat harus mengantri demi sate kesayangannya itu. "Sempat agak takut juga berdiri dalam antrian yang jaraknya mepet-mepet. Tapi, semua patuh pakai masker dan tidak saling mengobrol. Lagian sudah vaksin, insya Allah aman," katanya.

Jika Anda hendak menikmati sate viral ini, bersiaplah untuk mengantre. Setidaknya persiapkan diri Anda untuk berdiri kurang lebih satu jam saat padat pengunjung. Di sekitar sate kadang ada penjual kopi keliling, jus jeruk atau bahkan Tahu Gejrot sebagai camilan untuk menemani agar tidak bosan saat antre.

Namun jangan khawatir, lokasi sate jando Mbok Ayu Ngatemi tepat berada di bawah rindanganya pohon-pohon Citarum, sehingga tidak akan kepanasan. Untuk makan di tempat, hanya tersedia beberapa bangku plastik pendek warna-warni bagi para pelanggan yang hendak makan sate di lokasi tersebut. Tanpa meja atau minuman pendamping, pelanggan rata-rata membungkus sate atau makan di kendaraan masing-masing.

Bangku-bangku itu diletakkan di atas trotoar tepat di samping selokan di sisi jalan. Meski demikian, para pencinta sate jando tak keberatan dan tetap asyik menikmati kuliner kesukaannya tersebut sambil menikmati rindangnya suasana Bandung. 

 

Meski demikian, selama pandemi Covid-19, jangan lupa tetap menerapkan protokol kesehatan saat mengantre dengan menjaga jarak, senantiasa mengenakan masker dan hindari mengobrol.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement