Selasa 31 May 2022 07:34 WIB

Taman Safari Indonesia Sosialisasikan Penyelamatan Elang Jawa

Program edukasi dan sosialisasi ini diikuti anak sekolah yang hadir di lomasi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang (kiri) bersama Presiden Direktur PT Smelting Hiroshi Kondo (kanan) meresmikan kandang pengembangbiakan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang (kiri) bersama Presiden Direktur PT Smelting Hiroshi Kondo (kanan) meresmikan kandang pengembangbiakan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) di TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai lembaga konservasi, Taman Safari Indonesia (TSI) selama lebih dari 30 tahun telah menjadi leading dalam kegiatan konservasi di Indonesia maupun internasional, baik kegiatan konservasi eksitu maupun insitu. Teranyar, TSI baru saja melakukan Sosialisasi Pendidikan Konservasi Elang Jawa di Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Cimungkad, Kabupaten Sukabumi. 

Program edukasi dan sosialisasi ini diikuti oleh anak sekolah yang hadir langsung di lomasi. Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, mengatakan, dihadirkannya anak sekolah diharapkan mereka bisa mengenal satwa endemik Indonesia dan bisa ikut serta menjaga agar populasinya terlindungi dan dapat terus dilestarikan. 

Lebih lanjut, dia menyebutkan, selain menjalankan fungsi sebagai lembaga konservasi kegiatan ini juga memiliki tujan utama yaitu konservasi berkelanjutan (Sustainable Conservation in Action). Sejak 2018 Lembaga Konservasi TSI bekerja sama dengan PT Smelting dan dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melaksanakan program pengembangbiakan eksitu Elang Jawa. 

 

photo
Seekor elang ular bido (Spilnornis cheela) bertengger di dahan usai dilepasliarkan. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

 

“Saat ini Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia memiliki spesies pengelolaan elang jawa yang terdiri dari 14 ekor yang berasal dari 3 pasang indukan dan sukses anakan hasil pengembangbiakan 8 ekor. Dari anakan hasil breeding ini, sebagian sudah kami persiapkan sebagai kandidat untuk program pelepasliaran sebagai upaya mendukung pelestarian berkelanjutan spesies tersebut,” paparnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (31/5).

Lebih lanjut, Jansen menjelaskan, pada era pemerintahan orde baru, TSI juga ikut dalam 11 Institusi antara lain yaitu Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Penerangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Sekretariat Negara, LIPI, PKBSI, PBI dan Persatuan Ikan Hias Indonesia yang diminta Presiden Soeharto agar memberikan kajian memberikan pandangan terkait pemilihan burung elang yang bisa mewakilkan sebagai Burung Garuda. 

“Waktu itu disampaikan dua spesies elang yaitu elang jawa dan elang sulawesi dan yang dipilih oleh Presiden adalah elang jawa yang kita sosialisaikan di kesempatan yang baik ini yaitu burung garuda, elang jawa kebanggaan kita bersama,” katanya.

Sejauh ini, Jansen menjelaskan, TSI telah berhasil dalam kegiatan - kegiatan konservasi spesies seperti gajah sumatsera, badak sumatera, harimau sumatera, jalak bali, jalak putih, banteng jawa, anoa, lumba-lumba dan spesies lainnya termasuk burung yang menjadi lambang negara yaitu elang jawa.

“Melalui sosialisasi pendidikan konservasi Elang Jawa ini kiranya dapat menjadi media pendidikan, pemahaman untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian semua pihak akan pentingnya melestarikan satwa langka ini agar dapat diwariskan kepada para generasi mendatang dan berkelanjutan,” katanya.

Kegiatan ini berjalan dengan baik pada Jumat (27/5) yang juga dihadirk Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bupati Sukabumi, Plt. Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kepala Balai Besar BKSDA Jawa Barat dan Direksi PT. Smelting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement