Rabu 15 Jun 2022 18:01 WIB

Jabar Saber Hoaks Catat 11 Konten Kategori Satire dan Parodi

Kemudahan memproduksi konten lewat media sosial, mendorong orang untuk 'ngulik'.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Warga memberikan dukungan tanda tangan saat peresmian Jabar Saber Hoaks di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga memberikan dukungan tanda tangan saat peresmian Jabar Saber Hoaks di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Unit kerja di bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, Jabar Saber Hoaks (JSH) mencatat sejumlah informasi hoaks yang dibalut dengan gaya satire dan parodi di media sosial. Sedikitnya, ada 11 konten hoaks masuk dalam kategori satire dan parodi yang telah dicatat oleh JSH.

Kordinator divisi Pelayanan Aduan dan Pemeriksa Fakta Jabar Saber Hoaks (JSH), Rd Tommy Sutami, mengatakan, kemudahan memproduksi konten lewat media sosial, mendorong orang untuk “ngulik” konten apapun yang menarik agar dapat mencuri perhatian.

"Termasuk dengan konten-konten lucu, baik itu satire dan parodi. Kami catat ada 11 konten Hoaks yang masuk kategori tersebut," ujar Tommy, Rabu (15/6).

Tommy menjelaskan, konten hoaks yang masuk dalam kategori satire dan parodi pertama, yaitu terkait anggota Polisi yang dimutasi ke Papua Barat lantaran anaknya menghina Idola Pop Korea (K-Pop idol).

"Yang kedua beredar postingan di media sosial Facebook, sebuah video yang berasal dari aplikasi tiktok dan diklaim sebagai video sekumpulan orang yang sedang menangkap Covid-19 dan dimasukkan ke dalam botol," katanya.

Ketiga, kata dia, beredar foto pada unggahan media sosial Facebook yang menampilkan dua wanita dengan wajah yang terlihat muda di sebelah kiri disertai dengan tulisan "Sebelum" dan wajah wanita nampak tua dan keriput pada sebelah kanan dengan tulisan "Sesudah". 

Di antara foto tersebut terdapat tulisan "VAKSIN". Foto tersebut diberi keterangan,"Cebong pasti siap utk di vaksin Sinovac. Malu dong jadi cebong kalau sampai gk mau di vaksin?? ...

Keempat, kata dia, beredar sebuah gambar yang memperlihatkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diklaim mengenakan baju lebaran ASN.

"Tampak pada gambar terlihat Pak Luhut mengenakan baju dengan motif berbagai kemasan minyak goreng," katanya.

Kelima, kata dia, beredar sebuah foto memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan minyak goreng kemasan kepada Pembalap tim Red Bull KTM Miguel Oliveira saat berada di podium MotoGP.

Keenam, di media sosial Facebook, tersebar informasi yang menyebutkan adanya pengisian bahan bakar minyak (BBM) secara gratis di SPBU seluruh Indonesia pada 29 dan 30 Februari 2021. Pengisian BBM gratis tersebut disebutkan berlaku untuk jenis premium, pertalite, solar, dan pertamax bagi pengendara mobil dan sepeda motor.

Ketujuh, kata dia, berdasarkan hasil pemantauan Tim Jabar Saber Hoaks, beredar gambar yang menerangkan anak-anak TK ditangkap polisi saat akan membuat yel yel untuk demo. 

Kedelapan, menurut Tommy, terdapat viddeo yang memperlihatkan tiga remaja yang mengakui bahwa dirinya mengalami TikTok Syndrome viral di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa TikTok, media sosial sekaligus platform video musik buatan perusahaan Cina ByteDance, bisa menyebabkan gangguan pada tubuh yang disebut TikTok Syndrome. 

Dalam video berdurasi 4 menit 29 detik itu, kata dia, terdapat tiga remaja yang menceritakan kisahnya terkena TikTok Syndrome. Mereka adalah Santika Rahmi, Kesar, dan Renaldi.

"Ketiganya menyatakan bahwa, akibat kecanduan bermain TikTok, tubuh mereka kerap bergerak sendiri. Mereka mengaku tidak bisa mengontrol tubuh mereka," kata Tommy. 

Kesembilan, berdasarkan aduan yang masuk ke Tim jabar Saber Hoaks, Tommy mengatakan, Di media sosial beredar sebuah foto surat Seruan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Hubungan Suami Istri Dalam Rangka Penghentian Penyebaran Virus Covid-19 di Lingkungan Keluarga.

Kesepuluh, kata dia, JSH juga mendapatkan aduan mengenai beredarnya aplikasi percakapan Whatsapp, berkaitan dengan pelaksanaan puasa di Bulan Ramadhan. Di mana sebuah informasi jika Telah beredar informasi A1 artinya "valid", bukan "hoax" dari departemen resmi yg terkait terkait wabah corona dan telah diterima dengan dalil aqli maupun naqli oleh Majlis Ulama Dunia.

"Konten itu menyatakan bahwa dikarenakan adanya wabah Covid-19, maka Puasa Ramadhan yang akan dimulai bulan April ini, disepakati hanya dapat dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari saja," katanya. 

Kesebelas, kata dia, berdasarkan hasil pemantauan Tim JSH beredar narasi yang menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa pria yang memiliki bentuk bagian tubuh tertentu, lebih rentan tertular Covid-19. Narasi tersebut beredar luas di media sosial. "Narasi itu diunggah melalui akun media sosial Facebook," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement