REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kota Bogor dipilih sebagai pilot project (proyek percontohan) implementasi e-Meterai yang sudah dicanangkan Menteri Keuangan (Menkeu) sejak 1 Oktober 2021. PT Digital Logistik Internasional menyampaikan hal tersebut ke Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat keduanya bertemu di Kota Bogor, Kamis (16/6/2022).
"Kami PT Digital Logistik Internasional merupakan mitra strategis Peruri dan ditunjuk Peruri untuk menyosialisasikan e-Materai di seluruh Indonesia," ujar Direktur Teknik PT Digital Logistik Internasional, Dhani Bachtiar di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Dhani menjelaskan, dipilihnya Kota Bogor sebagai kota pilot project penerapan e-Meterai bukan tanpa alasan. Dia melihat Pemkot Bogor merupakan salah satu pemerintah kota yang kreatif, modern, dan sudah menerapkan teknologi dengan sangat baik dan terbiasa dengan transformasi digital. "Pemkot Bogor sudah melakukan banyak transformasi digital sehingga pasti bisa lebih cepat menerapkan e-Meterai," ucapnya.
Setelah audiensi dengan Wali Kota Bima, kata dia, akan dilanjutkan diskusi terkait integrasi aplikasi yang dimiliki Pemkot Bogor dengan aplikasi untuk e-Meterai. Setelah itu, dilakukan simulasi secara live. Dari simulasi itu terlihat masukan dan perubahan. Jika tidak ada masalah maka bisa diterapkan. "Proses ini bisa sekitar satu sampai dua bulan, setelah selesai semua bisa langsung terealisasi," jelas Dhani.
Menurut Dhani, saat ini, sosialisasi dan implementasi e-Materai sedang berjalan khususnya untuk perusahaan dan pemerintah. Pemerintah pusat pun memberikan batas waktu sampai akhir Desember 2022, sembari menghabiskan stok meterai tempel di pasaran.
"Kami juga sudah ditugaskan untuk membuat Sistem e-Materai Distribusi. Jadi ke depan ketika masyarakat mau beli materai, mereka beli kemudian akan mendapatkan email berupa kode, lalu masuk ke sistem, file yang mau diberi materai di upload dan kemudian ditempel secara digital," kata Dhani.