Selasa 12 Jul 2022 14:19 WIB

Jokowi Optimistis Swasembada Beras Segera Tercapai

Pemerintah sudah tak lagi melakukan impor beras selama tiga tahun.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau gelaran panen raya padi.
Foto: istimewa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau gelaran panen raya padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis Indonesia akan segera mencapai swasembada beras. Sebab, pemerintah sudah tak lagi melakukan impor beras selama tiga tahun.

“Saya yakin, karena kita sudah tiga tahun ini tidak impor beras, saya yakin swasembada beras kita akan segera kita capai,” kata Jokowi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa (12/7).

Dalam kunjunganya ke Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi), Jokowi ingin memastikan ketersediaan bahan pangan, utamanya beras, di tengah ancaman krisis pangan dunia. Karena itu, pemerintah harus mewaspadai dan memastikan ketersediaan pangan nasional masih aman. 

Di balai ini, kata dia, menyiapkan berbagai benih varietas unggul padi. “Tadi saya melihat apa yang dikerjakan oleh balai padi ini dalam rangka menyiapkan varietas unggul selalu menemukan varietas baru. Dan tadi kita lihat, tadi yang banyak ditanam masyarakat, memang Inpari 32 dan Inpari 42 dan juga varietas lainnya,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, kualitas benih padi sangatlah penting untuk meningkatkan produksi beras per hektarenya. Jika mendapatkan pendampingan yang baik, dia menyebut, padi varietas Inpari 32 dan Inpari 42 bisa menghasilkan hingga sekitar 12 ton per hektare.

“Kalau betul-betul didampingi oleh PPA-PPA yang baik, 1 hektare tadi Inpari 32, Inpari 42 bisa menghasilkan kurang lebih sampai 12 ton. Tapi, katakanlah rata-rata 7-8 ton saja itu sudah sebuah lompatan yang sangat baik bagi stok ketersedian pangan utamanya beras kita,” jelas Jokowi.

Ia pun menekankan, agar Indonesia tak hanya ketergantungan terhadap satu komoditas bahan pangan saja. Menurutnya, masih banyak komoditas bahan pangan lain yang masih bisa untuk dikembangkan seperti sagu, sorgum, porang, jagung, ketela pohon, dan lainnya.

“Ini masih memiliki peluang untuk kita tingkatkan produksinya,” tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement