Rabu 27 Jul 2022 12:33 WIB

Deklarasi Pesantren, KH Salman: Benteng dalam Mempertahankan NKIR

Pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren, KH Salman Al Farisi.
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren, KH Salman Al Farisi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pondok Buntet Pesantren Cirebon menggelar doa bersama dengan Polri sekaligus deklarasi Pesantren Kawal NKRI, Selasa (26/7/2022) malam. Acara tersebut dihadiri ulama se-wilayah Cirebon, Brebes, dan Tegal serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Deklarasi dibacakan oleh Ketua YLPI Pondok Buntet Pesantren, KH Salman Al Farisi. Dalam deklarasi tersebut, KH Salman menyatakan, bahwa pesantren senantiasa menjadi benteng dalam mempertahankan NKRI. 

Bersama pemerintah dan Polri, pesantren akan memperkuat persatuan dan keharmonisan dalam keberagaman. "Kami bersama-sama akan selalu memperkuat komitmen menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah keberagaman," kata Salman, saat membacakan deklarasi Pesantren Kawal NKRI di Halaman Masjid Agung Buntet, Kabupaten Cirebon.

KH Salman pun mengapresiasi kinerja Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang telah sigap dalam menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, pemerintah dan polri secara massif melakukan bakti sosial di masyarakat. "Sehingga dekat dengan seluruh lapisan masyarakat,’’ katanya.

Selain itu, KH Salman juga mendukung penuh langkah-langkah Presiden Republik Indonesia dan Kapolri yang berusaha memulihkan ekonomi pascapandemi. Dia pun mendoakan, agar kapolri senantiasa diberikan kekuatan dalam menyelesaikan segala permasalahan kebangsaan. 

:Baik itu masalah yang mengancam kemanusiaan, keharmonisan, keberagaman dan upaya-upaya lain yang mengancam integrasi bangsa," ucap KH Salman.

Dia menambahkan, deklarasi tersebut sebagai pengikat komitmen bahwa pesantren bersama Polri siap dalam mengawal keutuhan NKRI. Pesantren pun siap berkolaborasi dalam pemulihan ekonomi pasaca pandemi. 

:Ulama, santri dan masyarakat selalu mendukung dan mendoakan Kapolri dalam memimpin kepolisian negara Republik Indonesia," ujar KH Salman.

Sementara Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, polarisasi sempat muncul pada Pilpres 2019 akibat perbedaan politik yang belum sepenuhnya selesai hingga saat ini. Dia menyebut, polarisasi tersebut bisa mengancam keutuhan bangsa.

"Gejolak keamanan muncul akibat perbedaan pandangan politik dan sampai sekarang masih dirasakan. Kalau masalah ini tidak diatasi, bisa mengancam keutuhan bangsa," kata Sigit. 

Sigit pun mewanti-mewanti, polariasi akibat perbedaan politik tidak lagi muncul di Pemilu 2024. Dia pun mengajak para ulama, kiai, dan santri untuk terus bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan.

"Kalau keberagaman hilang maka, yang terjadi adalah seperti di Timur Tengah. Kita tidak boleh seperti itu. NKRI harga mati ini harus dijaga betul. Kalau ada yang mengusik kita peringatkan bareng," tandas Sigit. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement