Senin 15 Aug 2022 06:51 WIB

Sosok Hadi Matar, Pria New Jersey yang Diduga Tikam Salman Rushdie

Sentimen anti-Rushdie tetap bertahan setelah keputusan Khomeini.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
 Nathaniel Barone, kiri, pembela Hadi Matar, berbicara dengan kliennya menyusul dakwaan di Pengadilan Wilayah Chautauqua di Mayville, NY., pada Sabtu, 13 Agustus 2022 . Matar, yang dituduh melakukan serangan penikaman terhadap penulis Satanic Verses Salman Rushdie, telah mengajukan pembelaan tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan.
Foto:

Sementara moderator acara Henry Reese, salah satu pendiri organisasi yang menawarkan residensi kepada penulis juga mengalami penganiayaan. Dia diserang dan mengakami cedera kepala ringan. Dia dan Rushdie dijadwalkan membahas AS sebagau tempat perlindungan bagi para penulis dan seniman lain di pengasingan.

Seorang polisi di negara bagian dan seorang wakil sherif daerah ditugaskan untuk kuliah yang diberikan Rushdie dan polisi negara bagian mengatakan, bahwa polisi melakukan penangkapan. Tetapi setelah serangan itu, beberapa pengunjung mempertanyakan mengapa tidak ada keamanan yang lebih ketat untuk acara tersebut. 

Rushdie telah menjadi juru bicara terkemuka untuk kebebasan berekspresi dan tujuan liberal. Dia adalah mantan presiden PEN America yang mengatakan, terguncang karena kaget dan ngeri atas serangan tersebut.

"Kami tidak dapat memikirkan insiden yabg sebanding dari kekerasan publik terhadap seorang pdnulis sastra di tanah Amerika," kata CEO Suzanne Nossel dalam sebuah pernyataan.

Novel Rusdie tahun 1988 dipandang sebagaì penghinaan oleh banyak Muslim, yang menilai menghina Nabi Muhammad SAW  di antara keberatan lainnya. Di seluruh dunia Muslim, protes yang sering disertai kekerasan terjadi melawan Rushdie yang lahir di India dari keluarga Muslim.

Sedikitnya 45 orang tewas dalam kerusuhan terkait buku tersebut, termsuk 12 orang  di kota kelahiran Rushdie yaitu Mumbai. Pada 1991, seorang penerjemah novel itu dari Jepang ditikam sampai mati dan seorang penerjemah Italia selamat dari serangan pisau. Pada 1993, penerbit buku Norwegia ditembak tiga kali dan selamat.

Buku itu dilarang di Iran, dimana mendiang pemimpinnya Ayatillah Agung Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa pada 1989 atau dekrit yang menyerukan kematian Rushdie. Khomeini kemudian meninggal di tahun yang sama.

Pemimpin tertinggi Iran saat ini Ayatollah Ali Khamanei belum pernah mengeluarkan fatwanya sendiri untuk mencabut dekrit tersebut. Meskipun Iran dalam beberapa tahun terakhir tidak fokus pada penulisnya. Misi Iran untuk perserikatan bangsa-bangsa (PBB) belum memberikan komentar mengenai serangan ini.

Ancaman pembunuhan dan hadiah membuat Rushdie bersembunyi di bawah prigram perlindungan pemerintah Inggris yang mencakup penjaga bersenjata sepanjang waktu. Rushdie muncul setelah 9 tahun mengasingkan diri dan dengan hati-hati kembali tampil di depan umum, mempertahankan kritiknya yang blak-blakan terhadap ekstremisme agama secara keseluruhan.

Dia mengatakan, dalam pembicaraan 2012 di New York bahwa terorisme benar-benar seni ketakutan. "Satu-satunya cara Anda bisa mengalahkannya adalah dengan memutuskan untuk tidak takut," katanya.

Sentimen anti-Rushdie tetap bertahan setelah keputusan Khomeini. Index on Censorship, sebuah organisasi yang mempromosikan kebebasan berekspresi mengatakan uang yang dikumpulkan untuk meningkatkan hadiah atas pembunuhannya baru-baru ini pada 2016.

Jurnalis yabg pergi ke kantor 15 Khordad Foundation di Teheran yang memberikan jutaan dolar AS untuk hadiah Rushdie mendapati kantor itu tutup. Tak ada orang yang menjawab panggilan nomor telpon yang terdaftar.

Di 2012, Rushdie menerbitkan sebuah memoar "Joseph Anton" tentang datwa teraebut. Judul itu berasal dari nama samaran yang digunakan Rushdie saat bersembunyi. 

Rushdie menjadi terkenal dengan novelnya yang memenangkan Booker Prizr 1981 "Midnight's Children" tetapi namanya dikenal di seluruh dunia setelah "The Satanic Verses".

Secara luas dianggap sebagai salah satu penulis terbaik Inggris, Rushdie dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II pada 2008 dan awal tahun inu diangkat menjadi anggita Order of the Companions of Honor, sebuah penghargaan kerajaan untuk orang-orang yang telah memberikan kontribusi beaar pada seni, ilmu pengetahuan, atau kehidupan publik.

 

Chautauqua Institution, sekitar 55 mil barat daya Buffalo di pedesaan New York  telah melayani selama lebih dari satu abad sebagai tempat refleksi dan bimbingan spiritual. Pengunjung tidak melewati detektor logam atau menjalani pemeriksaan tas. Pusat Chautauqua terkenal dengan seri kuliah musim panasnya di mana Rushdie ternyata pernah berbicara sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement