REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dua orang warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tasikmalaya dilaporkan kabur pada Ahad (18/9/2022) dini hari. Peristiwa kaburnya dua warga binaan itu membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya menyoroti kelayakan lapas tersebut.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Muslim, mengatakan, kondisi Lapas Tasikmalaya sejak dulu selalu kelebihan kapasitas (overload). Artinya, jumlah warga binaan di lapas itu selalu melebihi kapasitas yang tersedia.
"Memang dari dulu lapas itu audah over kapasitas dan tidak layak untuk pembinaan. Ini juga pemerintah mendorong agar segera dilakukan pembenahan, salah satunya relokasi," kata dia, Senin (19/8/2022).
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya sudah menyiapkan lahan untuk merelokasi lapas. Lahan yang disiapkan untuk merelokasi lapas memiliki luas sekitar 4 hektare.
Namun, Muslim mengatakan, pihak lapas disebut meminta dengan bangunan. "Kami sudah survei dengan tim lahan itu, tapi itu mintanya dengan bangunan. Kemenkumhan harus memikirkan lapas itu tidak layak untuk pembinaan para napi," ujar dia.
Sebelumnya, petugas keamanan di rumah makan yang berada di samping Lapas Tasikmalaya, Hilman, mengatakan, peristiwa kaburnya warga binaan itu terjadi pada Ahad sekitar pukul 02.30 WIB. Ketika itu, ia melihat ada seseorang yang melompat dari atas tembok lapas.
"Saya lihat itu, dia dari atas ke bawah. Dia mau loncat seperti takut, jadi dia ke bangku. Bangkunya patah, tarus kabur," kata lelaki yang ketika itu sedang berjaga.
Melihat ada yang melompat, sejumlah petugas melakukan pengejaran terhadap orang tersebut. Beruntung, menurut dia, ketika itu terdapat aparat kepolisian yang sedang berpatroli.
"Jadi itu langsung tertangkap. Yang saya lihat ada satu orang," ujar dia.
Kepala Lapas Kelas IIB Tasikmalaya, Davy Bartian, membenarkan adanya dua warga binaan yang berusaha kabur. Namun, hanya satu orang yang sempat keluar lingkungan lapas. Sementara satunya lagi masih bersembunyi di atas plafon.
"Yang kabur dua, satu orang sempat keluar tertangkap lagi. Satu lagi masih sembunyi di plafon. Keduanya sudah tertangkap," kata dia.
Dia menjelaskan, dua warga binaan yang mencoba kabur itu adalah R (narapidana kasus pencurian) dan B (tahanan kasus pencurian). Kedua orang itu melarikan diri dari Kamar Mapenaling atau Orientasi Penghuni Baru dengan cara merusak jeruji dan keluar melalui pintu jeruji kamar bagian bawah.
Selanjutnya, kedua warga binaan itu kemudian naik ke atas pagar kawat pembatas Blok Hunian, kemudian naik ke atap dan terus menuju tembok lapas yang bersebelahan dengan RM Sukaku.
"R melompat tembok lapas dan keluar lapas dan langsung diketahui oleh petugas jaga," kata Davy.
Menurut dia, ketika itu petugas langsung berupaya untuk menangkap R. Namun, R berusaha melawan dan melarikam diri.
Petugas tetap berusaha untuk mengejar R hingga pada sekitar pukul 03.30 WIB, R tertangkap di pos polisi depan lapas. "Penangkapan dibantu oleh polisi yang sedang melakukan patroli," kata dia.
Davy mengatakan, R langsung dibawa kembali ke lapas untuk dimintai keterangan. Setelah itu, diketahui bahwa R mearikan diri bersama B. Setelah dilakukan pencarian, B ditemukan di sekitar lingkungan dalam lapas.
"Ternyata B masih bersembunyi di atas plafon kamar hunian sekitar area arah ke dapur," kata dia.
Menurut Davy, saat ini dua orang warga binaan itu diamankan di ruang pengasingan. Petugas lapas juga terus melakukan pemeriksaan.
"Kami tentu akan evaluasi untuk melakukan pengamanan. Karena kondisi kami kan sudah over kapasitas, jumlah pegawai minim. Ini akan kita perketat agat lebih waspada lagi," ujar dia.
Berdasarkan data per Agustus 2022, jumlah warga binaan di Lapas Tasikmalaya berjumlah 269 orang. Padahal, kapasitas lapas itu hanya diperuntukkan bagi 88 orang.