Rabu 21 Sep 2022 12:18 WIB

Ribuan Ojol Demo di Gedung Sate Tolak Kenaikan BBM dan Tuntut Upah Layak 

Para pendomo akan kembali mendatangi Gedung Sate bila tuntutan mereka tak dipenuhi.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Ribuan ojek online (ojol) melakukan aksi demonstrasi di Jalan Diponegoro, Kota Bandung tepatnya di depan kantor Gedung Sate, Provinsi Jawa Barat, Rabu (21/9/2022).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Ribuan ojek online (ojol) melakukan aksi demonstrasi di Jalan Diponegoro, Kota Bandung tepatnya di depan kantor Gedung Sate, Provinsi Jawa Barat, Rabu (21/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan pengemudi ojek online (ojol) memadati Jalan Diponegoro, Kota Bandung tepatnya di depan Kantor Gedung Sate, Provinsi Jawa Barat, Rabu (21/9/2022). Mereka melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM serta meminta upah yang layak dari operator.

Pantauan para orator menyampaikan aspirasi pada mobil komando yang berada di depan Gedung Sate sementara ribuan ojol lainnya berada di sepanjang Jalan Diponegoro. Sebagian ojol lainnya melakukan audiensi dengan jajaran Pemprov Jabar.

Tidak lama berselang, sebagian  massa aksi dari buruh mulai berdatangan ke tempat aksi. Mereka ikut bergabung melakukan aksi massa.

Ahmad Prayogi Ketua Federasi Serikat Pekerja Transport Daratan Jabar mengatakan, aksi demonstrasi yang dilakukan yaitu menolak kenaikan harga BBM. Selain itu, meminta legalitas terhadap organisasi serikat pekerja ojek online.

"Tuntutan pertama tolak BBM yang berdampak kepada ojek online, tolong revisi dan evaluasi Permenhub nomor 12 tahun 2019, ketiga legalitas hukum bagi ojek online," ujarnya kepada wartawan, Rabu (21/9/2022).

Ia melanjutkan, apabila tuntutan para ojol tidak dipenuhi, maka pihaknya mengancam akan demo lebih besar. Pihaknya juga akan meminta bantuan kepada konfederasi serikat pekerja seluruh Indonesia (KSPSI).

"Massa yang hadir mencapai 2.500 orang," katanya.

Salah seorang orator lainnya meminta, pemerintah untuk mengevaluasi tarif yang diberlakukan operator. Sebab, tidak berpihak kepada para ojol.

"Tolong dievaluasi tarif yang diberlakukan operator aplikasi agar standar yang diberlakukan dipatuhi aplikator," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement