Selasa 04 Oct 2022 12:15 WIB

Stok Vaksin Booster di Gudang Dinkes Bandung Kosong

Dinkes sudah mengajukan permintaan vaksin kepada pusat dan Pemprov Jabar.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 untuk tahap ketiga (booster).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19 untuk tahap ketiga (booster).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan, stok vaksin booster yang berada di gudang kosong sedangkan stok di puskesmas semakin menipis. Oleh karena itu, dinas sudah mengajukan permintaan vaksin kepada pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Kalau saat ini (booster) memang ketersediaannya sudah sangat menipis ya, jadi di gudang dinas kesehatan kosong kami sudah mengajukan permintaan tambahan vaksin Covid-19 ke provinsi maupun ke pusat tapi sampai saat ini belum ada," ujar Sekretaris Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian di Balai Kota Bandung, Selasa (4/10/2022).

Dia menuturkan, hingga Jumat (30/9/2022) kemarin, jumlah booster jenis Pfizer yang berada di puskesmas mencapai 1.836 dosis. Namun, terus berkurang seiring pemakaian.

"Sampai sekarang masih ada kegiatan vaksinasi di beberapa puskesmas memakai vaksin ini (Pfizer) yang sejak awal didistribusikan. Kalau ada puskesmas mengajukan vaksin ke dinas, dinas belum memenuhi," katanya.

Dia berharap, pemerintah pusat maupun provinsi Jabar dapat segera mengirim vaksin dalam waktu dekat. Pihaknya mengajukan, vaksin booster mencapai 30 ribu lebih.

Anhar mengatakan, vaksinasi booster tahap satu sudah mencapai target 50 persen. Pihaknya terus melakukan vaksinasi meski di tengah keterbatasan dosis vaksin. 

"Dari pusat tidak menargetkan khusus, dari pak wali kota belum ada target baru 50 persen," ungkapnya.

Dia mengatakan, mereka yang belum divaksin untuk menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Pihaknya, tidak mengetahui penyebab vaksin booster terbatas.

Anhar mengatakan, kasus konfirmasi aktif Covid-19 saat ini cenderung menurun termasuk keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit. "Terus menurun kasus aktif di bawah 500, atau 400 sekian, rumah sakit tambah rendah bornya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement