Selasa 11 Oct 2022 00:02 WIB

Unisba Beri Pelatihan Pembuatan Black Garlic pada Penyintas Kanker

Kegunaan black garlic adalah meningkatkan system kekebalan tubuh 

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Unisba memberikan pengarahan dan pelatihan pembuatan black garlic kepada orang tua para penyintas kanker.
Foto: Istimewa
Unisba memberikan pengarahan dan pelatihan pembuatan black garlic kepada orang tua para penyintas kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Unisba melakukan kunjungan lapangan, ke Rumah Pejuang Kanker Ambu. Kunjungan untuk membantu dan memotivasi kesembuhan para penyintas kanker.

Selain itu, menurut Ketua Tim PKM Unisba Huriah Rachmah, pihaknya juga memberikan pengarahan dan pelatihan pembuatan black garlic kepada orang tua para penyintas, pencatatan pembukuan Yayasan, dan peningkatan keterampilan sosial para penyintas anak

Huriah menjelaskan, kegiatan PKM ini merupakan kolaborasi dari 3 program studi (prodi) di lingkungan Unisba yaitu Huriah Rachmah dari Prodi Paud, Mentari Lutfika Dewi dari Prodi Farmasi, dan Lasmanah, dari Prodi Manajemen. 

Menurut Huriah, dengan aktivitas yang menyenangkan, maka para penyintas akan membantu imunitas mereka meningkat. Aktivitas yang dilakukan, dengan memberikan permainan Superflex yang bertujuan agar para penyintas anak mempunyai kepercayaan diri 

Sementara menurut Mentari Lutfika Dewi, Unisba menggelar pelatihan pembuatan black garlic sebagai salah satu alternatif pengobatan Thibbun Nabawi. Hal ini, merujuk pada Hadist HR Ad-Dailami dari Ali. 

Yakni, 'Makanlah bawang putih dan gunakanlah ia sebagai obat karena ia mampu mengobati 70 macam penyakit. Tetapi karena bau bawang putih yang kuat, sehingga Rasulullah melarang untuk mengkonsumsi bawang putih kecuali setelah dimasak (HR. Abu Dawud, 3828 dan Tarmidzi, 1868)'. 

Berdasarkan hasil penelitian, kata dia, menunjukkan bahwa salah satu kegunaan black garlic adalah meningkatkan system kekebalan tubuh penyintas kanker. "Karena black garlic memiliki antioksidan yang tinggi sehingga mampu melawan infeksi serta bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit," katanya.

Kegiatan PKM ini, kata dia, didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui hibah PKM. Kegiatan PKM dilakukan melalui kunjungan dengan berinteraksi dengan para penyintas, orang tua penyintas, dan pihak pengelola. 

Pelatihan pembuatan black garlic, kata dia, diberikan kepada para orang tua penyintas sebanyak 30 orang yang dikelompokkan dalam 6 kelompok dengan anggota masing-masing sebanyak 5 orang. 

Hasil pelatihan, kata dia, dievaluasi setiap pekannya selama dua pekan sampai hasil pembuatan black garlic siap dikonsumsi. Sedangkan pendampingan pembukuan diberikan kepada pengelola keuangan dengan menggunakan program excel agar memudahkan pengelolaan arus kas Rumah Pejuang Kanker Ambu. 

Untuk pendampingan pembelajaran superflex, kata dia, diberikan kepada penyintas dengan memberikan stimulasi agar anak-anak lebih percaya diri. Suara anak-anak terdengar bernyanyi dengan riang, sejenak anak-anak melupakan penderitaan yang sedang mereka alami. 

"Semoga motivasi Ambu dalam menebar kebaikan, kesabaran orang tua, dan semangat para penyintas untuk sembuh dapat mempercepat kesembuhan mereka," katanya.

Dewi yang biasa dipanggil Ambu, mendirikan rumah pejuang kanker sebagai wujud rasa syukur yang pernah merawat putranya yang terkena retinoblastoma (kanker mata). Ambu, telah berjuang selama 2,5 tahun untuk kesembuhan buah hatinya, walaupun pada akhirnya sang buah hati meninggal dunia di usia 3,5 tahun pada tahun 2011. 

Pengalaman tersebut menggerakkan hati Ambu untuk menebar kebaikan melalui penyediaan rumah singgah sebagai Rumah Pejuang Kanker Ambu, agar semakin banyak masyarakat yang kurang beruntung dapat terbantu dalam menjalani pengobatan kanker yang membutuhkan waktu cukup lama dan biaya yang sangat besar. 

Rumah Pejuang Kanker Ambu selalu memotivasi para penyintas dan keluarga untuk berjuang dan bersemangat untuk sembuh. Di rumah ini, para penyintas kanker dapat menginap saat berobat di Kota Bandung.

Para penyintas kebanyakan berobat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), RS Al-Islam, dan RS Immanuel. Rumah Pejuang Kanker Ambu didirikan sejak tahun 2012 yang terletak di Jalan Bijaksana Dalam 11, Kelurahan Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung. Saat ini, Rumah Pejuang Kanker Ambu sudah berkembang di satu Kawasan yaitu sebanyak empat rumah, dan satu rumah berada di Garut. 

Menurut Ambu, kurang lebih 400 pejuang kanker yang berada dibawah pendampingan Rumah Pejuang Kanker Ambu. Mereka berasal bukan hanya dari Jawa Barat saja, tetapi juga dari luar pulau Jawa seperti Samarinda, Lampung, Jambi, Batam, NTT, dan daerah lainnya. "Dengan semangat memperoleh kesembuhan bagi keluarganya yang sedang sakit, mereka menjalani semuanya dengan ikhlas," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement