REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Rumah Sakit Pertamina Balongan (RSPBL) memberikan pelatihan kepada 20 pengemudi Ojek Online (Ojol) tentang basic pertolongan pertama (First Aid) pada keadaan darurat. Sebab, keahlian first aid sangat dibutuhkan oleh banyak kalangan, sebab sering sekali dijumpai kasus-kasus keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan pertama.
Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat RSPBL, Perumahan Pertamina Bumi Patra Indramayu, Jumat (21/10). Selain pengemudi ojek online, 4 orang driver PT Kilang Pertamina Internasional RU 6 Balongan juga turut serta dalam pelatihan ini, sehingga total peserta pelatihan berjumlah 24 orang.
Wakil Direktur RSPBL dr Sapta Yudha Oka mengatakan, keahlian first aid sangat dibutuhkan oleh banyak kalangan. Sebab, sering sekali dijumpai kasus-kasus keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan pertama dengan tindakan yang cepat dan tepat, seperti pada kasus kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, kondisi darurat akibat penyakit tertentu, hingga kasus tersedak makanan yang membuat seseorang kehilangan kesadaran atau luka-luka.
“Semoga melalui pelatihan first aid ini, para mitra ojek online dan driver di RU 6 memiliki pemahaman dan kemampuan dalam mengambil tindakan secara tepat dalam memberikan pertolongan pada kasus-kasus tersebut,” kata Sapta dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.
Sapta mengatakan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) RSPBL sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pertamedika IHC ke-25. Dikatakannya, RSPBL saat ini juga telah menerima pasien umum dan pasien BPJS.
Sehingga, kata dia, masyarakat yang memiliki keluhan kesehatan bisa berobat ke RSPBL. "Namun, untuk pasien BPJS harus disertakan rujukan dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama seperti prosedur BPJS pada umumnya," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus Sulistiono, mewakili pengemudi ojek online mengatakan, pelatihan first aid atau pertolongan pertama pada kondisi darurat ini sangat penting. Ini karena, kata dia, tidak jarang saat dirinya dan rekannya di jalanan menjumpai sebuah insiden, namun bingung bagaimana cara memberikan pertolongannya.
“Ya Alhamdulillah, sekarang kita sudah tau penanganan dasarnya, jadi gak cuma liat-liat aja tapi bisa bantu juga yang benar,” kata Agus.
Seluruh peserta pelatihan diberikan pemahaman tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada pasien atau korban henti jantung atau henti napas dengan melakukan resusitasi jantung paru atau pompa jantung, serta latihan teknik dalam melakukan balut luka.