Sabtu 22 Oct 2022 13:33 WIB

PPP Harap Ada Tokoh Lain Nyatakan Siap Nyapres

KIB akan mencermati sosok-sosok yang menyatakan kesiapannya menjadi capres.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono bersama pengurus DPP.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono bersama pengurus DPP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono menanggapi, kesiapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres). Menurutnya, hal tersebut patut diapresiasi, dan diharapkan ada tokoh lain yang menyatakan hal serupa.

"Saya sangat menghormati ya, kalau bisa setiap tokoh bahkan mungkin bukan Pak Ganjar ya tampil," ujar Mardiono usai perayaan HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo, Jakarta, Jumat (21/10) malam.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), jelas Mardiono, akan mencermati sosok-sosok yang menyatakan kesiapannya menjadi capres. Terutama terkait visi dan misinya setelah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Kita juga harus mempertimbangkan dengan cermat. Sekali lagi untuk bagaimana pembangunan bangsa ke depan ini bisa berkesinambungan," ujar Mardiono.

Dia mengatakan, terdapat sejumlah kriteria capres dari KIB. Salah satunya adalah mampu melanjutkan program dan kebijakan Jokowi.

Kriteria tersebut menjadi pertimbangan KIB sebelum mengusung capres untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Jika tak ada masalah, bukan tak mungkin jika koalisinya akan mengumumkan capresnya pada awal 2023.

"Gambaran saya mungkin tidak sampai awal tahun mungkin kita sudah mengambil keputusan. Paling selambat-lambatnya awal tahun ya," ujar Mardiono.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan, alasan KIB belum mengumumkan capres. Salah satunya karena menghargai Jokowi yang saat ini masih menjabat.

"Nanti ada keinginan kita (umumkan capres), tapi itu kan chapter terakhir. Kita menghargai Pak Jokowi masih dua tahun," ujar Zulkifli dalam paparannya di acara Konsolidasi Nasional dan Bimtek Fraksi Partai Golkar se-Indonesia, Kamis (20/10).

Menurutnya, inilah alasan adanya tahapan-tahapan sebelum pemilihan umum (Pemilu) 2024. Tujuannya agar semua elemen untuk terlebih dahulu membantu pemerintahan yang tengah menjabat.

"Sejalan dengan waktu konsep kita mantapkan, ada keinginan, ada realita. Itulah diperlukan kedewasaan kita, dan Golkar sangat dewasa soal itu, pengalamannya kan panjang," ujar Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement