Senin 24 Oct 2022 15:00 WIB

Gerakan 7 Harkat, Inovasi Cadisdik VII Cetak Pelajar Pancasilais

Membangun budaya menabur kebaikan di lingkungan siswa.

  Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi (kedua kanan) dan Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil (ketiga kiri) membuka Gerakan 7 Harkat di SMKN 3 Kota Cimahi, akhir pekan lalu.
Foto: Istimewa
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi (kedua kanan) dan Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil (ketiga kiri) membuka Gerakan 7 Harkat di SMKN 3 Kota Cimahi, akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat punya cara kreatif dalam menyetak pelajar Pancasila, sekaligus mewujudkan sekolah ramah anak. Cara kreatif itu, yakni dengan mengimplementasikan Gerakan 7 Harkat (Hari Berkarakter).

photo
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi menandatangani papan dukungan dalam peluncuran Gerakan 7 Harkat di SMKN 3 Kota Cimahi, akhir pekan lalu. - (Istimewa)

Gerakan 7 Harkat yang diinisiasi Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII Jabar ini, merupakan implementasi Kurikulum Merdeka yang digulirkan Kemdikbudristek RI. Gerakan 7 Harkat secara simbolik dibuka di SMKN 3 Kota Cimahi, akhir pekan lalu. Pembukaan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi dan Bunda Literasi Jabar Atalia Praratya Kamil.

Menurut Kepala Cadisdik Wilayah VII Jabar Firman Oktora, Gerakan 7 Harkat selaras dengan pendidikan karakter khas Jabar yang mengangkat kearifan lokal, yaitu Jabar Masagi. 

‘’Kita terapkan secara konkret dan tematik melalui Gerakan 7 Harkat,’’ ujar Firman, Senin (24/10). Untuk tahap ini, Gerakan 7 Harkat dilaksanakan di wilayah cabang dinas wilayah VII, yang mancakup SMA, SMK dan SLB se-Kota Bandung dan Cimahi.

Firman menjelaskan, dalam Gerakan 7 Harkat setiap harinya memiliki tema masing-masing. Untuk Hari Senin, Gerakan 7 Harkat bercerita tentang wawasan kebangsaan, Selasa terkait wawasan global, dan Rabu soal literasi dan lingkungan hidup.

Kemudian pada Kamis, kata Firman, bercerita mengenai wawasan lokal, Jumat tentang sehat jiwa raga, Sabtu mengenai rumahku istanaku, serta Minggu tentang sosial kemanusiaan. ‘’Gerakan 7 Harkat ini bukan hanya membentengi peserta didik di lingkungan sekolah. Hari keenam dan ketujuh itu merupakan kegiatan di luar sekolah,’’ tambahnya.

Artinya, ungkap Firman, Gerakan 7 Harkat ini mengacu pada Tripusat Pendidikan, yakni sekolah, keluarga dan masyarakat. Guna menyosialisasikan tema-tema tersebut, pihaknya berkolaborasi dengan radio streaming yang dikelola oleh Disdik Jabar, yaitu Phi Radio.

Kolaborasi juga dilakukan dengan MKKS SMA, SMK SLB di Cadisdik Wilayah VII Jabar, serta Forum Wakasek Kesiswaan. Selain itu, kolaborasi dilakukan dengan komunitas-komunitas siswa, seperti Forum OSIS, Forum Sadar Hukum, Pramuka, Paskibra dan Forum Siswa Lainnya.

‘’Ada juga FKSS (Forum Kepala Sekolah Swasta) SMA di Kota Bandung,’’ tutur Firman. Agar implementasi Gerakan 7 Harkat semakin luas, pihaknya mengemas kegiatan dengan judul salam Sapa Tujuh Harkat yang dilaksanakan pada tujuh titik sekolah.

Ketujuh titik sekolah tersebut masing-masing SMA BPI Bandung, SMAN 6 Cimahi, SMAN 15 Bandung, SLBN A Padjadjaran Bandung, SLBN Citeureup Cimahi, SMKN 14 Bandung dan SMKN 3 Cimahi.

Pada setiap kegiatan tersebut, pihaknya mengampanyekan sekolah ramah anak, yaitu mulai Gerakan Tujuh Amanah agar aman dan nyaman di sekolah. Dalam Gerakan Tujuh Amanah, anak anak menginisiasi kegiatan dalam bentuk talkshow, yang menghadirkan narasumber atau tokoh pakar.

Termasuk melaksanakan deklarasi dan komitmen bersama, serta penyematan simbolis duta tujuh amanah Cadisdik VII. ‘’Tujuh amanah Cadisdik VII isinya anti-perundungan, anti-intoleransi, anti-kekerasan seksual, anti-narkoba, anti-tawuran, antikorupsi dan antivandalisme,’’ kata Firman.

Dengan program tersebut, lanjut Firman, akan terwujud Sumber Daya Manusia (SDM) unggul Jawa Barat, yaitu generasi beriman, berakhlak, berilmu dan sehat.

Kadisdik Jabar Dedi Supandi menegaskan, Gerakan 7 Harkat adalah bagian dari implementasi Jabar Masagi. Ke depan, tutur dia, anak-anak yang sukses tidak sekadar pintar. Lebih dari itu, sambung dia, anak-anak harus memiliki karakter.

Oleh karena itu, sambung dia, karakter itu perlu dituangkan dalam konteks sehari-hari," ujar Dedi. Misalnya di SMKN 3 Cimahi yang menjadi lokasi pembukaan Gerakan 7 Harkat, terdapat 1.700 siswa. Dalam satu minggu harus ada tagline foto (kebaikan) yang dibuat, dan setiap Jumat di-share dari masing-masing siswa.

"Dengan jumlah 1.700 siswa dikali tujuh hari, akan ada 11.900 foto kebaikan yang di-share. Jika satu SMK saja ada 11.900 macam kebaikan, maka media sosial akan diisi dengan foto kebaikan,’’ ucapnya.

Jika langkah tersebut bisa dilakukan, lanjut Dedi, pada 2045 saat Indonesia Emas, anak-anak sekarang akan menjadi generasi yang mampu melahirkan solusi bagi negeri. ‘’Jangan menjadi generasi yang hanya bisa mencaci atas kesalahan orang lain,’’ tandas Dedi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement