Senin 31 Oct 2022 15:48 WIB

Membumikan ‘Games’ di Cadisdik Wilayah IV Jabar

Kegiatan Gerakan Memungut Sampah (Games) wajib diposting di media sosial

Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IV Jawa Barat, memberlakukan Gerakan Memungut Sampah (Games) di seluruh sekolah. Seluruh kegiatan itu wajib diposting di media sosial sekolah, guru dan siswa.
Foto: Istimewa
Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IV Jawa Barat, memberlakukan Gerakan Memungut Sampah (Games) di seluruh sekolah. Seluruh kegiatan itu wajib diposting di media sosial sekolah, guru dan siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IV Jawa Barat, mengajak peserta didik mengangkat kembali kearifan lokal tentang menjaga kebersihan melalui Games. Games yang dimaksud bukan sebuah permainan, melainkan singkatan dari Gerakan Memungut Sampah.

photo
Gerakan Memungut Sampah (Games). - (Istimewa)

Program Games adalah upaya Cadisdik Wilayah IV Jabar untuk mensyiarkan praktik-praktik baik yang mengadopsi nilai-nilai kekinian. Di mana peserta didik melakukan kegiatan memungut sampah di sekolah, dan mengunggahnya pada media sosial, seperti Instagram, Youtube dan yang lainnya.

photo
"Nilai-nilai kearifan budaya lokal ini kita adopsi, disesuaikan dengan hal kekinian. Dengan cara mem-publish foto kegiatan memungut sampah di media sosial sekolah dan pribadi siswa dan guru,’’ ujar Kepala Kantor Cadisdik Wilayah IV Jabar Ai Nurhasan, belum lama ini.

Program Games, menurut Ai, telah digulirkan di sekolah baik itu SMA, SMK dan SLB negeri, juga swasta di Kabupaten Subang, Karawang dan Purwakarta. Kegiatan itu berlangsung setiap Hari Jumat pagi. Pihaknya berharap, kegiatan ini menjadi kultur atau budaya karena diulang-diulang.

Ai menilai, kegiatan bersih-bersih di lingkungan masyarakat memang sudah menjadi kultur sejak dulu. Sebelumnya, ada yang disebut dengan Jumat Bersih (Jumsih), Gerakan Sehat dan lain sebagainya.

Namun melalui Games ini, pihaknya mencoba mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dengan cara yang tidak membosankan. Karena seluruh warga sekolah dapat mengunggah gerakan tersebut di media sosial. Tujuannya, nilai kebaikan harus disebarluaskan agar ditularkan sehingga dapat diikuti oleh yang lainnya.

‘’Jangan selalu share tentang keburukan orang, ngomongin orang, atau status status yang kadang tentang galau yang di-share di media sosial. Lebih baik share kebaikan," katanya.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi gerakan tersebut, di antaranya sebagai bentuk kepedulian lingkungan pendidikan terhadap lingkungan masyarakat. Mengingat, urusan sampah tidak jarang menjadi masalah pelik dengan berbagai macam penyebabnya.

Namun yang pasti, dinilai Ai, salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Berkaca pada fenomena tersebut, dia mengajak setiap sekolah di wilayah KCD IV untuk menunjukan diri dalam kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.

‘’Games ini salah satu bentuk pembiasaan kepada anak didik kita, agar betul-betul menghargai lingkungan, mulai dari lingkup yang terkecil,’’ harapnya. Manfaat Games akan jauh lebih kuat dan masuk ke dalam sanubari anak didik, dimana dan sampai kapanpun.

Dengan dilakuan secara rutin di Hari Jumat, kebiasaan memungut sampah akan merembet ke hari lainnya. ‘’Nemu sampah dibuang, bukan ditendang. Itu yang paling utama. Efek sampingnya, tentu sekolah jauh lebih bersih,’’ tuturnya.

Ai berharap, syiar kebaikan dengan Games ini dilakukan secara masif oleh peserta didik. Jika dengan satu orang siswa saja yang mengambil satu sampah, itu akan bermanfaat. Apalagi jika dilakukan oleh jutaan siswa.

‘’Selokan dan halaman sekolah pasti bersih. Dengan upload kebaikan di media sosial, akan mengalahkan berbagai keburukan yang berserakan di dunia maya,’’ pungkasnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, pemanasan global merupakan satu dari tiga disrupsi yang akan dihadapi ke depan. Dengan mengajak peserta didik untuk melakukan aksi nyata lewat gerakan membuang sampah, maka menandakan dunia Pendidikan di Jabar telah merespon ancaman tersebut.

“Karena itu jangan menyepelekan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Yang kita tahu, tumpukan sampah dapat mengeluarkan gas yang berakibat terjadinya global warming,’’ ujar Dedi Supandi.

Dedi mengatakan, ada yang lebih penting guna mengantisipasi terjadinya global warming akibat permasalahan sampah ini. Yakni perserta didik mulai meminimalisasi produksi sampah dalam setiap kegiatan di sekolah.

“Gaya hidup bersih ini harus kita lakukan, karena selain menjadikan lingkungan sekolah lebih bersih dan sehat juga turut mengantisipasi terjadinya pemanasan global,’’ tandasnya. ADV

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement