REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menanggapi adanya kesan bahwa Anies Baswedan dibenturkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, keduanya tak bisa dibandikan, karena Anies dan Jokowi tidak sedang bertarung atau bersaing.
"Kita pakai lagu Farel aja Ojo Dibandingke. Ada secara hal positioning kita alami proses kok secara elementer keliru, orang bandingkan Anies dan Jokowi padahal mereka bukan sedang bertanding," ujar Willy di Hotel Morrisey, Jakarta, Ahad (6/11).
Lebih tepat jika Anies dibandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto atau sosok-sosok lain yang sudah mendeklarasikan diri menjadi calon presiden (capres). Tegasnya, Partai Nasdem dan Anies tak ingin terseret dalam situasi saling membenturkan antara satu pihak dengan pihak lain tersebut.
"Kita tidak ingin masuk ke ranah itu, tidak posisinya dipisah-pisah. Kalau mau dipisah-pisah sesama kompetitor dan yang baru deklare Nasdem dan Prabowo dengan Gerindra, dan dua-duanya sedang ikhtiar bangun koalisi," ujar Willy.
Menurutnya, rasa saling membenci hanya akan membuat Indonesia semakin rusak ke depannya. Narasi utamanya adalah persatuan, meskipun terdapat kompetisi dan perbedaan pendapat yang mengirinya.
"Time change, people change. Jadi yang harus kita ubah kultur tidak bermusuhan dan dendaman," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Jumat (21/10/2022), sore. Jokowi menyebut, dalam pertemuan itu Anies berpamitan setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Oya sore tadi pamit. Karena sebetulnya pekan yang lalu, tapi kan saya mengatur waktunya, tidak bisa, jadi baru tadi sore,” jelas Jokowi kepada wartawan usai menghadiri HUT Partai Golkar di Jakarta International Expo.