REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menghargai, usulan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyodorkan kadernya untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies. Pihaknya sendiri menyerahkan kewenangan tersebut sepenuhnya kepada Anies.
Kendati demikian, Anies dan Partai Nasdem memiliki kriteria tersendiri dalam memilih cawapresnya. Menurutnya, itu akan menjadi salah satu keputusan yang penuh dengan kejutan.
"Tentu posisi cawapres akan menjadi element of surprise juga dan kemudian tentu semata-mata bukan hanya faktor elektabilitas atau elektoral saja, tapi ada variabel kualitatif di dalam menentukan cawapres," ujar Willy di Hotel Morrisey, Jakarta, Ahad (6/11).
Terdapat tiga kriteria untuk sosok yang mendampingi Anies pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ketiganya adalah menambah daya ungkit, membuat koalisi solid, dan memiliki kapasitas di pemerintahan.
"Mekanismenya sejauh ini kita coba bersepakat pada level kita capresnya dulu, cawapresnya nanti kita tentukan setelah. Kita juga melihat bagaimana komposisi kompetitor," ujar Willy.
Tim kecil Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS masih akan terus berkomunikasi merumuskan mekanisme pemilihan cawapres untuk Anies. Ketiga partai disebutnya terus menyerap aspirasi rakyat terkait sosok tersebut.
"Jadi itu juga bagian dari proses korespondensi dan konfirmasi. Memang untuk cawapres kita belum mengunci apa-apa, belum memutuskan apa-apa, tapi sebangun dengan yang kemudian menjadi aspirasi kelompok, tokoh masyarakat," ujar Willy.
Anies sendiri mengatakan bahwa dirinya tak terburu-buru dalam menentukan cawapres. Namun, dia mengungkapkan, tiga kriteria pasangannya untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Saya lihat tiga kriterianya. Satu, memberikan kontribusi dalam proses pemenangan," ujar Anies di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (17/10).
Kedua adalah membantu memperkuat dan menghadirkan stabilitas dalam koalisi. Terakhir adalah bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif ketika nanti terpilih sebagai presiden periode 2024-2029.
"Tiga pertimbangan itu yang menjadi faktor dan nama belum ada," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.