REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Petani di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat mengekspor 4.500 tanaman hias ke Amerika Serikat, Kanada, serta sejumlah negara lainnya di Eropa dan Asia. Ekspor tanaman hias ke luar negeri senilai Rp 5 miliar.
Kegiatan ekspor itu bertepatan dengan pelaksanaan Cihideung Plants Festival (CPF) 2022, yang digelar Lapangan Kompleks Perumahan Graha Puspa, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, 10-12 November 2022.
Menurut Koordinator Petani Tanaman Hias Sekaligus Ketua Pelaksana CPF, Ricky Subagja, ekspor tersebut berasal dari 65 petani di Desa Cigugur, Kecamatan Parongpong. Mereka, bermitra sejak 2018 untuk mengoptimalkan potensi tanaman hias di daerah tersebut.
"Termasuk dengan mengikuti berbagai pameran tanaman hias untuk memperluas pasar. Terakhir kemarin ikut pameran di Jerman," ujar Ricky, akhir pekan ini.
Ricky mengatakan, dengan berkolaborasi di antara sesama petani, produksi tanaman hias khususnya yang berorientasi ekspor menjadi lebih baik. Terlebih, pihaknya juga intens berkomunikasi dengan Desa Sejahtera Astra yang menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dalam membina para petani.
"Terima kasih Astra sudah mensupport event ini. Tanpa dukungan Astra, mungkin event ini tertunda," katanya.
Menurut Ricky, kebutuhan tanaman hias di luar negeri cukup besar. Ini menjadi peluang bagi pihaknya agar lebih memaksimalkan pertanian tersebut.
"Kemarin saja pameran di Jerman dibukanya jam 9. Tapi pembeli sudah antre sejak jam 7," katanya.
Dengan begitu, Ricky berharap, ke depan tanaman hias menjadi sektor unggulan sehingga bisa berdampak lebih luas terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sedangkan menurut Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang hadir dalam pelepasan ekspor tanaman hias, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan agroklimatologi yang cocok untuk pertumbuhan aneka komoditas hortikultura, termasuk tanaman hias.
Oleh karena itu, kata dia, melalui program Petani Milenial yang dijalankan, diharapkan potensi pertanian, peternakan dan perikanan dapat berkembang, juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dibuktikan hari ini ekspor tanaman hias ke beberapa negara. Ini sebuah kegiatan yang fenomenal dan sangat membanggakan," kata Uu.
Uu memastikan, pihaknya mendorong dan mendukung kegiatan ini yang memiliki multidimensi dan kemanfaatan yang sangat luar biasa.
Menurut Head of CSR PT Astra International Tbk, Bima Krida Pamungkas, DSA Bandung Barat yang berkolaborasi dengan UIN SGD telah dikembangkan sejak 2019. Program tersebut telah menghimpun 150 petani dari empat desa di Kecamatan Parongpong. "Ada tanaman hias dan buah-buahan," katanya.
Hasil program tersebut, kata dia, berdampak terhadap peningkatan pendapatan. "Rata-rata, meningkat 70 persen dan menyasar lebih dari 2.800 warga yang ikut terangkat perekonomiannya," katanya.
Hal ini, kata dia, membuktikan kolaborasi pentahelix antara dunia usaha yaitu Astra, akademisi, pemerintah daerah, komunitas petani tanaman hias, serta media.
"Selama proses pendampingan oleh Astra dan UIN Bandung, DSA Bandung Barat telah dilakukan asesmen DSA dengan predikat Bintang 4 dan nilai SROI senilai 11,41 dengan perhitungan yang sangat baik dan akurat," katanya.