Selasa 15 Nov 2022 12:14 WIB

Polisi Belum Temukan Bukti Satu Keluarga yang Tewas Menganut Sekte Tertentu

Buku yang ditemukan, tidak ada kaitannya dengan paham atau sekte tertentu.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Garis polisi yang terpasang pada pagar rumah lokasi ditemukannya empat jasad di Perumahan Citra Grand I Extenction, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (14/11/2022). Kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab tewasnya empat orang secara mengenaskan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Garis polisi yang terpasang pada pagar rumah lokasi ditemukannya empat jasad di Perumahan Citra Grand I Extenction, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (14/11/2022). Kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab tewasnya empat orang secara mengenaskan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah buku ditemukan oleh Polisi saat olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah Kompleks Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat. Namun, buku yang ditemukan itu tidak ada kaitannya dengan paham atau sekte tertentu.

"Enggak ada sekte-sekte. Buku-buku ada, tetapi enggak ada sekte-sekte. Masih dipelajari. Bukan sekte kok, buku biasa," tegas Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendy saat dihubungi wartawan, Senin (14/11).

Baca Juga

Menurut Avrilendy, dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) pihaknya memang mengambil sejumlah barang milik para korban untuk diteliti. Pengamanan barang bukti itu dilakukan dalam rangka rangkaian penyelidikan untuk mengungkap kebenaran dalam kasus tewasnya satu keluarga itu.

"Ya secara garis besar hampir sebagian besar barang-barang yang ada di kamar, di ruangan, kita keluarkan semua. Kita kumpulindan datakan," ungkap Avrilendy.

Empat hari pascapenemuan mayat satu keluarga di sebuah rumah di perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri. Sejumlah dugaan muncul terkait penyebab kematian empat orang dalam satu rumah tersebut. Salah satunya dugaan bahwa korban penganut paham Apokaliptik.

“Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adl tujuan akhir, maka mereka tidak takut,” ujar pakar di bidang kriminologi Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Sembiring Meliala.

Kemudian terkait adanya dugaan bahwa korban frustasi dengan kondisi perekonomian mereka, Adrianus menilai kemungkinan kecil hal itu menjadi penyebab kematiannya. Justru, menurutnya, kondisi itu disengaja oleh korban sebagai persiapan kematian mereka. Kata dia, dengan kondisi itu disengaja untuk membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari.

“Kalau cuma menunggak listrik atau jual rumah, itu mah kecil. Kemungkinan itu bagian dari persiapan untuk "berangkat" tersebut,” ungkap Adrianus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement