Kamis 17 Nov 2022 16:31 WIB

Jabar Siapkan Tujuh Arah Ekonomi Baru Hadapi Trend Dunia

Nilai ekspor Jabar yang mencapai USD 3,35 miliar pada September 2022.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Antara
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil memaparkan peluang Jawa Barat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023. Menurut dia, walaupun tahun 2023 dibayangi ancaman resesi, tapi sejumlah ekonom menyatakan optimisme bahwa Indonesia bisa melewati jurang resesi dengan baik.

Emil mengatakan, salah satu sektor potensial di Jawa Barat adalah ekspor. Neraca perdagangan Jabar selalu berada di angka positif dari bulan ke bulan. Hal ini terlihat dari nilai ekspor Jabar yang mencapai USD 3,35 miliar pada September 2022, atau naik 11,98 persen dibandingkan September 2022. 

“Nilai ekspor kita selalu yang tertinggi se-Indonesia, ini karena 60 persen industri itu ngumpul di kita,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat menjadi pembicara kunci pada Seminar “INDEF: Outlook Ekonomi Indonesia 2023” yang digelar Institut Pembangunan Jawa Barat (Injabar) Universitas Padjadjaran yang digelar secara hybrid dari Ruang Serba Guna Gedung 2 Lantai 4 Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Kamis (17/11).

Emil menjelaskan, dalam mendukung penguatan di sektor lain sekaligus mengakomodasi tren dunia yang terjadi saat ini, Pemprov Jabar menyiapkan tujuh arah ekonomi baru. Arah pertama, adalah Jabar harus pusat investasi terbaik se-ASEAN. 

Jabar, kata dia, diminta proaktif mendorong negara mitra agar mau berinvestasi di Indonesia, terutama di Jabar. Arah kedua, adalah membangun ketahanan pangan. Dalam hal ini, Ridwan Kamil mendorong peran generasi muda untuk membangun ketahanan pangan melalui program Millenial Farmers. 

Arah ketiga, kata dia, adalah peningkatan kualitas layanan kesehatan berupa penguatan Posyandu sebagai layanan kesehatan primer tidak hanya untuk bayi, tetapi juga untuk dewasa. Arah keempat adalah peningkatan aspek manufaktur berbasis revolusi industri 4.0. Sementara tiga arah terakhir adalah ekonomi digital, ekonomi hijau, dan penguatan pariwisata lokal. 

Saat ini, kata Emil, Pemprov Jabar berfokus pada penanganan berbagai masalah yang terjadi di Jabar. Karena itu, dia mendorong, akademisi untuk berperan aktif berkontribusi memberikan solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di Jabar menghadapi ancaman resesi 2023. 

“Mudah-mudahan melalui forum ini bisa membantu saya, baik dari pakar maupun mahasiswa, kalau punya ide brilian agar kita ‘selamat’ di tahun depan,” katanya. 

Seminar yang digelar atas kerja sama Injabar Unpad dengan INDEF dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti. Seminar juga menghadirkan pembicara pakar ekonomi Indonesia Faisal Basri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement