Rabu 23 Nov 2022 00:45 WIB

Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah Jadi 268 Orang dan 151 Orang Hilang

Pengungsi mendapatkan fasilitas lebih baik berupa tenda besar dan representatif.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Zainal Abidin (39 tahun) penyintas gempa Cianjur warga Desa Benjot, Kecamatan Cugenang nekad menerobos jalan yang tertutup longsor akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) siang demi membawa anaknya ke rumah sakit, Selasa (22/11/2022).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Zainal Abidin (39 tahun) penyintas gempa Cianjur warga Desa Benjot, Kecamatan Cugenang nekad menerobos jalan yang tertutup longsor akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) siang demi membawa anaknya ke rumah sakit, Selasa (22/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jumlah warga yang meninggal dunia dan luka-luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur terus bertambah banyak. Di mana dari data pada Selasa (22/11/2022) sekitar pukul 17.00 WIB, jumlah korban yang meninggal dunia mencapai 268 orang.

"Dari 268 korban meninggal, yang sudah teridentifikasi siapa-siapa jenazahnya sebanyak 122 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kepada wartawan di posko utama penanganan bencana gempa Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa sore. Selain kepala BNPB ikut mendampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Bupati Cianjur Herman Suherman.

Di samping 268 orang meninggal dan teridentifikasi ada korban hilang sebanyak 151 orang yang masih dalam pencarian terus menerus. Dan apakah yang hilang bagian daei belum teridentifikasi akan didalami lebih lanjut.

Selain korban meninggal dan hilang kata Suharyanto ada sebanyak 1.083 orang luka-luka dan mengungsi sebanyak 58.362 orang. Selanjutnya kerugian materiil rumah rusak berat 6.570 unit, rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.

Sisanya, lanjut Suharyanto, masih pelakukan pendataan. Di mana daerah terdampak gempa sebanyak 12 Kecamatan yakni Cianjur, Karangtengah, Warungkodang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalongkulon, Sukaluyu, Pacet dan Gekbrong.

Di 12 kecamatan ini, ungkap Suharyanto, sudah berdiri tempat pengungsian dan bahkan jumlahnya bertambah. Namun tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan bagi pengungsi korban gempa di kecamatan itu.

Di sisi lain, kata Suharyanto, ada warga mendirikan warga tenda seadanya di dekat rumah masing-masing. Di mana BNPB, TNI, Polri, kemetrian lembaga, dan zemua stakeholder akan membantu mendampingi.

Harapannya, sambung Suharyanto, semua yang mengungsi di dekat rumah masuk ke pengungsian terpusat karena terjamin dari segi pelayanan dan logsitik.

Langkah BNPB, tutur Suharyanto, pada sore ini juga posko komando penanganan darurat sudah beroperasi. Di mana setiap pukul 07.00 WIB kegiatan fokus masih tanggap darurat dan melakukan pencarian dan evaluasi penanganan.

Khusus 151 korban masih hilang, lanjut Suharyanto, diharapkan dalam masa tanggap darurat berakhir dapat ditemukan dan diidentifikasi. Apabila tidak ditemukan dan dinyatakan hilang dan semoga semua korban bisa ditemukan baik selamat maupun meninggal.

"Setiap pukul 17.00 WIB akan lakukan konfres untuk menyampaikan perkembangan penanganan harian seperti korban bertambah dan kegiatan lainnya semua komando posko," ujar Suharyanto. Selanjutnya akan dilakukan rapat evakuasi pukul 19.00 WIB terkait kegiatan dan tidak ada yang bergerak tanpa komando penanganan dan pengungsi.

Di sisi lain, lanjut Suharyanto, bantuan kepada masyarakat akan dipusatkan di posko utama terkairlt pendistribusian. Di posko ada yang bertanggungjawab pada logistik dan pendisitribusian.

Suharyanto mengatakan, pengungsi mendapatkan fasilitas lebih baik berupa tenda besar dan representatif baik pemda, TNI, Polri Kemensos, BPBD, BNPB dan tenda bantjluan lain. Diharapkan tidak menggunakan tenda seadanya.

Terkait logistik, kata Suharyanto, sudah distribusi melalui dapur umum kepada warga di tenda pengungsian semua terlayani. Kalau belum sempurna dan belum terlayani akan diperbaiki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement