Kamis 24 Nov 2022 19:50 WIB

SMK PPN Tanjungsari Sukses Hilirisasi Produk Kopi

Kopi masih menjadi alternatif menarik di dunia wirausaha

 Siswa SMK PPN Tanjungsari dibekali pelajaran pengolahan kopi dari hulu hingga hilir
Foto: Istimewa
Siswa SMK PPN Tanjungsari dibekali pelajaran pengolahan kopi dari hulu hingga hilir

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Kopi masih menjadi komoditas bisnis menggiurkan, baik di tingkat hulu atau hilir. Peluang itulah yang ditangkap Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Tanjungsari Sumedang, untuk ditularkan dalam pembelajaran bagi siswanya.

photo
Kopi - (Istimewa)

SMK PPN Tanjungsari yang berada di bawah Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VIII Jabar, mengajarkan peserta didiknya untuk memahami proses produksi kopi dari hulu ke hilir. 

Komoditas kopi sengaja dipilih karena banyak menghadirkan keuntungan dan manfaat. Selain memiliki nilai ekonomi, kopi juga merupakan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan yang berfungsi konservatif dalam menahan erosi tanah.

Kepala Prodi Agribisnis Tanaman Perkebunan SMK PPN Tanjungsari Sumedang Yusi Aita Suhendar mengatakan, sejak 2018 siswanya diajarkan melakukan produksi kopi yang baik dan benar. Mereka dibekali ilmu mulai dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman hingga pengolahan, roasting dan grinding.

Mereka juga diarahkan untuk melakukan penjualan produk kopi. ''Proses pembekalan kepada siswa itu untuk saat ini masih di seputaran sekolah saja karena masih terbatas,'' ujarnya.

Menurut Yusi, di dekat SMK PPN Tanjungsari banyak tanaman kopi yang bisa dijadikan bahan ajar peserta didik. Dengan begitu, diharapkan siswa memiliki keahlian untuk mengolah kopi yang ada di daerah rumahnya menjadi potensi usaha yang menjanjikan.

''Sekarang juga sudah ada alumni yang berhasil mengelola produk kopi,'' tambahnya. Menurut Yusi, saat ini para siswa belajar mengolah kopi Arabika yang relatif lebih mudah. Mereka langsung praktik di lapangan, di lahan dekat sekolahan meskipun areanya belum luas.

Akbar Rizky, salah satu siswa kelas XII SMK PPN Tanjungsari Sumedang mengatakan, pembelajaran pengolahan kopi sangat bermanfaat. Dia mengaku mengetahui lebih jauh cara produksi kopi, dari mulai persiapan penanaman hingga tahap akhir melakukan pengemasan untuk dijual.

''Awalnya saya tidak tertarik, tetapi sekarang jadi tahu komoditas kopi itu memiliki nilai ekonomi,''kata pelajar berusia 18 tahun ini. Untuk itu, ia berniat untuk masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang sama, yaitu agro teknologi.

Kepala Cadisdik Wilayah VIII Jabar Dahyar mengatakan, kopi merupakan produk yang berpotensi untuk dikembangkan, khususnya di Jabar. Pasalnya, Provinsi Jabar memiliki dataran tinggi yang cocok untuk ditanami tanaman kopi.

''Letak geografis Jawa Barat itu cocok untuk dikembangkan penanaman kopi,'' kata Dahyar. Dengan begitu, sambung dia, diharapkan pendidikan vokasi di bidang produk tanaman kopi bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kopi dari Jawa Barat.

Pihaknya optimistis, SMK PPN Tanjungsari Sumedang bisa sukses melahirkan profesional di bidang agrobisnis. Para siswa itu akan meregenerasi petani.

''Kopi ini memiliki potensi yang besar, jadi kalau dikelola oleh generasi muda dengan pendekatan teknologi, bisa mempercepat terbentuknya ketahanan pangan," tuturnya.

Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Disdik Jabar Edy Purwanto mengatakan, Dinas Pendidikan Jabar dipastikan akan mendorong produk kopi yang dihasilkan oleh siswa dan siswi SMKN. Pihaknya mengapresiasi SMK PPN Tanjungsari Sumedang yang mampu memroduksi kopi.

“Kita merencanakan untuk membuat ajang untuk mempromosikan produk kopi yang dihasilkan oleh SMK di Jawa Barat. Di sana kita akan mengundang mulai dari offtaker hingga pihak lainnya,” ujar Edy.

Kata Edy, produk kopi dari SMK di Jabar tidak akan kalah saing dengan yang dijual di pasaran. Khususnya produk kopi yang dihasilkan oleh SMK PPN Tanjungsari Sumedang, yang notabene telah melalui quality control sejak proses penanaman hingga produk siap dijual.

''Karena itu, saya sangat yakin produk kopi SMK melalui Tefa (Teaching Factory) dan kerjasama dengan mitra industri akan diterima di pasar,'' katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi berharap, SMK di rumpun pertanian mampu berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan. Selain itu, papar dia, lulusan SMK juga mampu menggerakan perekonomian daerah.  

''Harus menjadi pola peningkatan kemampuan siswa, yang menjadikan siswa menjadi wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi. Pihaknya menargetkan, ke depan dapat menciptakan kemandirian bagi siswa SMK itu sendiri.

''Lulusan SMK ini tidak hanya kerja di pabrik, tetapi bagaimana mereka ini membuka peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri,'' tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement