REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Arab Saudi menyatakan, banjir yang melanda Kota Jeddah diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi. Bahkan, curah hujan pada hari Kamis (24/11) itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah kota tersebut.
"Hujan lebat yang melanda Jeddah adalah curah hujan tertinggi yang pernah tercatat," kata Juru Bicara NCM Arab Saudi Hussein al-Qahtani, sebagaimana dikutip dari Alarbiya News, Jumat (25/11).
Hussein menjelaskan, hujan mengguyur Jeddah pada Kamis selama delapan jam, tepatnya dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Selama delapan jam itu, total curah hujannya mencapai 179,7 milimeter.
Curah hujan itu menjadi yang tertinggi karena memecahkan rekor sebelumnya. Rekor curah hujan tertinggi tercatat pada tahun 2009, yakni 111 milimeter.
Hujan lebat yang mengakibatkan banjir ini diketahui membuat dua warga meninggal dunia. Selain itu, puluhan penerbangan juga terpaksa ditunda di Bandara Internasional King Abdulaziz. Sekolah-sekolah juga ditutup.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, tampak jalan-jalan di Kota Jeddah dan daerah sekitarnya terendam banjir. Kendati begitu, terdapat sejumlah kendaraan yang melintas untuk pergi mencari tempat aman.
Akun Twitter resmi Wilayah Makkah mengatakan, polisi dan petugas layanan darurat sudah dikerahkan ke Jeddah untuk membantu para pengendara. Dalam unggahan tersebut, tampak polisi mengatur lalu lintas di tengah banjir, ada pula yang mendorong mobil yang mogok akibat terendam air.
Kendati begitu, pihak berwenang meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak berkendara di tengah banjir. Masyarakat diharapkan hanya berkendara hanya untuk keperluan mendesak atau untuk mengevakuasi diri.