Selasa 13 Dec 2022 16:36 WIB

Penderita DBD di Kota Bandung Tembus 4.500 Kasus

Kemenkes memiliki teknik baru dalam upaya mengatasi penyakit DBD.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Seorang anak berusia tiga tahun penderita demam berdarah dangue (DBD).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang anak berusia tiga tahun penderita demam berdarah dangue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat terdapat 4.500 kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga saat ini. Angka itu mengalami kenaikan jika dibandingkan kasus pada tahun 2021.

"DBD tiap tahun tinggi, tahun 2021 kasus DBD 3.000 sekian, di tahun 2022 naik jadi 4.500 ada kenaikan kasus," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian kepada wartawan, Selasa (13/12/2022) di Balai Kota Bandung.

Dengan situasi tersebut, ia mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat di rumah dan lingkungan masing-masing. Selain itu menjalankan arahan pemerintah seperti 3M yaitu menguras, mengubur dan menutup rapat tempat penampungan air.

Dia mengingatkan, kegiatan fogging atau pengasapan merupakan upaya penanggulangan jika terdapat kasus positif DBD. Pencegahan sendiri sebelum muncul kasus dengan 3M.

"Fogging itu bukan upaya pencegahan tapi itu dilakukan apabila sudah ada kasus positif tapi kalau belum ada kasus cukup dengan 3M," katanya.

Anhar mengatakan, saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memiliki teknik baru dalam upaya mengatasi penyakit DBD. Salah satu yang dilakukan yaitu rekayasa genetik dengan menanamkan bakteri wolbachia. "Bakteri wolbachia ini menyebabkan nyamuknya mandul," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement