Kamis 15 Dec 2022 05:22 WIB

Pesanan Hotel di Garut untuk Momen Nataru Masih Sepi

Kondisi cuaca yang masih terus hujan menjadi penyebab masih sepinya hunian hotel.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Foto udara sejumlah penginapan di kawasan wisata air panas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Foto udara sejumlah penginapan di kawasan wisata air panas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Hotel-hotel di Kabupaten Garut masih belum banyak terpesan untuk momen Natal dan tahun baru (Nataru). Kondisi cuaca yang masih terus hujan disebut menjadi salah satu penyebab masih sepinya pesanan kamar hotel untuk momen Nataru di Kabupaten Garut.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut, Fiki Radiansyah, mengatakan, belum banyak kamar hotel yang terpesan untuk momen Nataru. "Untuk Nataru pesanan kamar hotel sekarang masih belum bagus," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Rabu (14/12/2022).

Fiki menilai, salah satu penyebab masih sepinya pesanan kamar hotel di Kabupaten Garut adalah kondisi cuaca yang masih terus hujan. Apalagi, di beberapa daerah Jawa Barat (Jabar) juga terjadi bencana alam.

Dia menambahkan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur juga berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut. Apalagi, beberapa waktu lalu sempat terjadi gempa bumi di Kabupaten Garut.

"Akibat gempa di Garut kemarin, banyak muncul hoaks. Itu juga kemarin banyak yang cancel hotel, mencapai 40 persen dari yang sudah pesan," kata dia.

Kendati demikian, Fiki tetap optimistis kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut akan ramai pada saat momen Nataru. Pasalnya, saat ini okupansi hotel di Kabupaten Garut juga masih cukup baik. Di momen hari biasa, okupansi hotel di Kabupaten Garut sekitar 30 persen hingga 40 persen. Namun, pada momen akhir pekan, okupansinya mencapai 80 persen.

Selain itu, menurut dia, saat ini objek wisata di daerah itu telah banyak bertambah. Artinya, wisatawan akan memiliki banyak alternatif objek wisata yang dapat dikunjungi. "Mudah-mudahan ramai lagi," ujar dia.

Ihwal kebijakan saat momen Nataru, Fiki mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil keputusan rapat koordinasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Berdasarkan informasi yang diterimanya, aktivitas hiburan musik di hotel tidak diperkenankan saat momen Nataru.

"Kami masih nunggu kebijakan terkait aktivitas tempat hiburan di hotel dan kolam renang. Itu nanti ada surat edarannya dari Bupati," kata dia.

Terkait penerapan protokol kesehatan (prokes), Fiki menambahkan, saat ini Kabupaten Garut masih menerapkan PPKM Level 1. Artinya, hotel bisa beroperasi dengan kapasitas 100 persen. Namun, pihaknya tetap akan melakukan skrining menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Sekarang di setiap hotel sudah ada barcode untuk PeduliLindungi," kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Agus Ismail, mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan antisipasi lonjakan wisatawan pada momen Nataru. Salah satu antisipasi yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk melakukan pengamanan di sejumlah objek wisata saat momen Nataru.

"Kami juga mempersiapkan SDM di lapangan dan melakukan persiapan sarana dan prasarana," kata dia, Rabu.

Kendati demikian, dia memprediksi, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut tak akan mengalami lonjakan terlalu signifikan. Pasalnya, kondisi cuaca di Kabupaten Garut masih sering hujan. Apalagi, objek wisata di Kabupaten Garut mayoritas merupakan wisata alam.

"Mudah-mudahan ada kenaikan pada momen Nataru. Kalau ke hotel, saya yakin bisa ful. Namun karena hujan, kan belum tentu ke tempat wisata," kata dia.

Menurut Agus, wisatawan ke Kabupaten Garut kemungkinan banyak yang akan lebih memilih untuk staycation di hotel apabila cuaca tak mendukung untuk pergi keluar. Apalagi, hotel-hotel di Kabupaten Garut juga sudah banyak yang menawarkan fasilitas lengkap, seperti kolam renang, pemandian air panas, dan lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement