REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan orasi ilmiah secara daring pada Puncak Dies Natalis ke-62 Universitas Pasundan. Dia mengapresiasi, kiprah dan kontribusi Unpas dalam membangun Jabar melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Karennya, civitas akademika Unpas diminta untuk ikut merespons dinamika sosial dan tiga disrupsi yang kini tengah menjadi fokus pemerintah Jabar. “Pertama, disrupsi pandemi. Covid-19 harus dijadikan pelajaran penting dalam sejarah peradaban manusia. Unpas diharapkan bisa memberikan sumbangsih keilmuan agar generasi mendatang bisa hidup lebih baik dari kita,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (22/12/2022).
Unpas juga, menurut Emil, didorong untuk melahirkan inovasi dan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas dan memudahkan adaptasi. “Kedua, revolusi digital. Unpas mesti jadi yang terdepan dalam mengadaptasi revolusi digital. Bekali mahasiswa dengan keterampilan digital supaya tidak tertinggal, karena revolusi digital tidak dapat dihindari,” katanya.
Menurut Emil, munculnya teknologi Artificial Intelligence (AI) yang mampu merekayasa dan memecahkan masalah kognitif terkait kecerdasan manusia akan merevolusi sistem pendidikan tinggi, khususnya kegiatan belajar mengajar.
Di masa depan, kata dia, guncangan disrupsi membuat dosen tidak lagi menjadi pemberi ilmu, melainkan pemilah ilmu yang memanfaatkan digitalisasi.
Tantangan ketiga, kata dia, yaitu pemanasan global. Pemanasan global membuat ratusan hektar lahan hilang akibat naiknya air laut. Ancaman ini nyata, bahkan sudah dirasakan masyarakat di daerah Subang dan Bekasi.
“Perubahan iklim salah satunya diakibatkan dari gaya hidup kita yang boros karbon. Unpas harus menyikapinya, misalnya dengan menyusun kurikulum yang memuat isu-isu perubahan iklim dan lingkungan hidup,” katanya.
Di akhir orasinya, Emil meminta, civitas akademika Unpas untuk membersamai kemajuan Jabar dan Indonesia dalam meningkatkan Gross Domestic Product (GDP). Ia yakin, 2045 mendatang Indonesia bisa menduduki jajaran negara adidaya.
Keyakinannya, kata dia, berdasar pada posisi perekonomian Indonesia yang kini berada di peringkat ke-16 di antara negara-negara G20.
Emil menilai, ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara adidaya, yakni SDM yang berkualitas, ekonomi digital, dan milenial kompetitif bebas stunting.
“Saya harap, akademisi Unpas bisa membantu melakukan narasi-narasi damai agar demokrasi sosial politik selalu kondusif. Respons perubahan zaman dari sisi global, saya yakin Unpas dapat mendorong pencapaian pembangunan Jabar,” katanya.
Puncak Dies Natalis ke-62 Unpas juga diisi dengan pemberian penghargaan bagi dosen dan tenaga kependidikan yang sudah mengabdi selama 20 dan 30 tahun, apresiasi mahasiswa berprestasi, dan pengumuman kejuaraan menembak, voli, dan panahan internal.