REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta aparatur wilayah yang ada di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengosongkan wilayah rawan bencana atau zona hitam yang ada di Kota Bogor. Permintaan itu disampaikan menyusul Jabodetabek diprediksi akan dilanda cuaca ekstrem dalam waktu dekat ini.
Menurut dia, dalam arahannya kepada aparatur wilayah memfokuskan pada wilayah zona hitam agar warganya dimitigasi terlebih dahulu. Dalam data terakhir Pemkot Bogor, warga di zona hitam itu ada 1.203 Kepala Keluarga (KK), zona merah ada 2.548 KK, dan zona kuning ada 1.852 KK.
“Saya tadi perintahkan camat dan lurah untuk siaga, tidak keluar kota dulu. Karena sudah pasti akan ada curah hujan yang lebih dari biasanya,” kata Bima Arya, Rabu (28/12/2022).
Menurut Bima Arya, pengosongan wilayah zona hitam sendiri dilakukan, karena daerah ini selalu dilanda bencana ketika arus hujan berlangsung dari biasanya. “Saya minta semuanya betul-betul fokus kepada daerah hitam,” tegasnya.
Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbarui potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan mulai 28 Desember hingga awal Januari 2023. Berdasarkan pantauan BMKG, dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah mulai 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 dan melemah pada 5-6 Januari.
"Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain, masih sama dengan 21 Desember, namun intensitas semakin menguat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.