Kamis 29 Dec 2022 13:39 WIB

BSI 6 Bandung Bantu UMKM Pemilik Rumah Makan Bangkit dari Pandemi Covid 19

Segmen UMKM tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 60,51 persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
BSI Bantu Agus (45) pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat.
Foto: Istimewa
BSI Bantu Agus (45) pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI terus berupaya memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Komitmen ini dilakukan BSI, sebagai salah satu jalan memperkokoh ekonomi di tataran akar rumput melalui pemberdayaan dan digitalisasi layanan keuangan syariah.

Salah satu upaya yang dilakukan BSI untuk mendukung UMKM adalah dengan membantu yang terdampak Covid 19. Karena, dampak pandemi Covid-19 sejak awal 2020 berujung pada melemahnya konsumsi rumah tangga atau menurunnya daya beli masyarakat secara luas. 

Hal itu, dirasakan Agus (45 tahun) pemilik Rumah Makan Rus Ras asal Majalengka, Jawa Barat. Menurut dia, dampak pandemi sangat berpengaruh pada omzet penjualan. 

"Sudah pasti bagi kita para UMKM sangat berdampak karena berkurangnya pengunjung dan pelanggan," ujar Agus, Kamis (29/12).

Oleh karena itu, Agus mengaku, sempat terpuruk dengan turunnya omset hingga ditutupnya salah satu cabang rumah makannya. Akibat pandemi, pemerintah membatasi interaksi sosial ekonomi secara langsung. Hal itu membuat rumah makan milik Agus sepi pelanggan.

Pasalnya, kata dia, kebanyakan pelanggan adalah masyarakat sekitar dan pengunjung yang lewat dari dan ke Kabupaten Majalengka. Rumah Makan Rus Ras terletak di dekat akses Bandara Kertajati. 

Di sisi lain, Agus masih memiliki pembiayaan KUR yang harus dilunasi di BSI. Di tengah kesulitan tersebut, BSI terus memberikan pendampingan termasuk relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM saat pandemi Covid-19 melanda.

Regional Chief Executive Officer (RCEO) BSI 6 Bandung, Alhuda Djanis, mengatakan, upaya strategis tersebut tidak hanya sekadar untuk memenuhi target bisnis. Tapi, sebagai bentuk keseriusan perseroan memberdayakan jutaan umat lewat UMKM. 

Hal itu, kata Alhuda, sejalan dengan program pemerintah yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terutama, pada UMKM terdampak krisis akibat pandemi Covid-19. Belum lagi, menghadapi kondisi ekonomi yang diproyeksikan menantang tahun depan. 

Di sisi lain, kata Alhuda, peran UMKM terhadap perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Segmen UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi 60,51 persen bagi produk domestik bruto (PDB), menyumbang 15,65 persen ekspor non-migas, 99 persen dari total pelaku usaha di Indonesia atau sekitar 64,2 juta.

“Ya, dukungan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. memberdayakan dan mengembangkan bisnis UMKM dengan masif terus dilakukan sebagai mitra bisnis,” ujar Alhuda, dalam siaran persnya, Kamis (29/12).

Menurutnya, untuk mendukung pemulihan UMKM dan memajukan ekonomi kerakyatan tersebut dilakukan melalui sokongan pembiayaan, baik lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro non-subsidi, dan SME. 

Selain itu, kata dia, BSI pun mendorong pelaku UMKM memperbesar transaksi keuangan syariah. Yaitu melalui pembukaan tabungan, giro, QRIS, EDS mapun cash management system (CMS) untuk mendukung transaksi keuangan berdasarkan prinsip syariah.  

“Selanjutnya perlu pemberdayaan UMKM, terutama untuk melakukan pelatihan dan pendampingan melalui UMKM Centre Management, baik di bidang manajemen keuangan, produksi, dan sebagainya,” papar Alhuda.

BSI, kata dia, hingga Triwulan 3 telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp 40,8 triliun dengan kualitas pembiayaan yang sangat baik. Nilai tersebut sekitar 23,05 persen dari total portofolio pembiayaan BSI. 

Sebagai informasi, kinerja Bisnis Mikro BSI per 30 November 2022 memiliki portofolio outstanding sebesar Rp 19,06 triliun, tumbuh 36,72 persen secara tahunan baik untuk KUR maupun non KUR. Sedangkan untuk BSI RO 6 Bandung saat ini telah menyalurkan pembiayaan mikro sebesar Rp1,54 triliun, tumbuh sebesar 31,62 persen secara tahunan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement