REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia melalui aplikasi pembelajaran online, Pijar, siap memfasilitasi lulusan SMK maupun SMA yang memiliki talenta digital berdaya saing global untuk mengakses dunia kerja di luar negeri. Karenanya, semua generasi muda Indonesia harus bisa memiliki kemampuan yang mumpuni agar bisa bekerja di dunia global.
Salah satu caranya, kata Djufri Ardian, CEO Pijar by Telkom Indonesia,adalah pelajar SMK/SMA memiliki kemampuan soft skill dan hard skill mumpuni dengan mengikuti pelatihan dari Pijar. Kata dia, di samping program Pijar Mahir, saat ini ada ribuan pelatihan dari berbagai bidang, terutama saat ini kami memiliki Pijar Camp.
"Ini adalah program bootcamp yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kompetensi bidang teknologi dan digital. Peserta berkesempatan dilatih langsung dengan mentor yang kompeten di bidangnya,” katanya dalam #MolekTalks seri 1 “Ciptakan Lulusan SMK Menjadi Talenta IT & Digital Berdaya Saing Global” di SMK Telkom Malang, Jawa Timur, Selasa (10/1/2023).
Sri Safitri, Head Of Ecosystem Education PT Telkom mengatakan, acara tersebut diproyeksikan untuk turut berkontribusi dalam menjembatani siswa-siswi SMK Telkom Malang agar mampu bersaing dalam kompetisi dunia global.
SMK Telkom Malang adalah SMK terbaik nasional dengan fokus mendidik lulusan jago coding dan networking dengan prestasi mentereng. Seperti Juara umum tingkat nasional di Irestech Fun Competition Universitas Brawijaya, Juara Lomba EISS (Sistem Keamanan Perusahaan) Nasional Kemendikbub, Juara Web Design Competition Universitas Airlangga, Juara eSport Provinsi Jawa Timur, dan lainnya.
“Para siswa SMK berdaya saing global ini akan kami bantu salurkan untuk akses pasar kerja luar negeri dengan dibantu disalurkan oleh startup Markija,” kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (12/1/2023).
Seminar yang lebih terasa seperti diskusi seru ini berlangsung pada 09.00-11.00 WIB di SMK terbaik di Indonesia ini. Selain Sri dan Djufri, acara turut menghadirkan pembicara hebat berkompeten seperti Riza Wahono (Principal Madrasah TechnoNatura), dan Heru Dewanto (Chairman Markija).
Selain diskusi, acara ditutup penandatanganan kerjasama SMK Telkom Malang dengan Markija terkait kolaborasi pengembangan dan pelatihan IT, magang industri bagi guru dan siswa, rekrutmen tenaga kerja, kegiatan pendidikan vokasi upskilling, dan teaching factory. Serta kerjasama SMK Telkom Malang dengan IFR untuk kolaborasi peningkatan kompetensi STEAM melalui program kompetisi robotik Scrimmage FTC FIRST Tech Challenge.
Djufri melanjutkan, Pijar Camp dikemas sangat menarik karena peserta bisa belajar dulu baru membayar belakangan. Kemudian, akan diberikan sertifikat kredibel, pembekalan karir, bahkan sampai disalurkan ke dunia kerja relevan.
“Waktu belajarnya lima hari dalam seminggu secara online dengan materi pilihan DevOps Engineer, FullStack Website Developer, dan Fullstack Web and mobile developer. Peserta harus cepat mendaftar karena minat tinggi membuat kuota kelas cepat penuh,” sambungnya.
Selain itu, kata dia, demikian banyak program Pijar lainnya untuk peningkatan skill level global seperti Pijar Mahir Bahasa (pelatihan Bahasa Inggris/Bahasa Jepang untuk customer service/admin/sales/dst), Pijar Mahir Digital (UI Designer, Social Media 101, Data Science, Animasi, dst).
“Pendidikan menjadi syarat utama membuat Indonesia menjadi negara maju. Saat ini dan kedepannya, Telkom akan terus berperan mencerdaskan semua generasi muda di Indonesia dengan terus mengembangkan Pijar,” ungkapnya.
Heru Dewanto, Chairman Markija, menyampaikan, “Cara lain meningkatkan kemampuan generasi muda Indonesia agar bersaing di dunia global adalah dengan belajar dan magang secara langsung dengan generasi muda lain di luar negeri. Hal ini bisa bermanfaat untuk membuat generasi muda Indonesia belajar langsung dan meneladani cara kerja yang baik, serta menerapkannya kembali di Indonesia," ujarnya.
Riza Wahono, Principal Madrasah TechnoNatura, mengatakan, pendidikan saat ini harus lebih dari sekedar mengajarkan fakta dan angka, melainkan harus ada pembelajaran soft skill, sosial, dan emosional. “Karena hal inilah yang benar-benar bisa bermanfaat untuk membuat pemuda Indonesia bisa bersaing di dunia global,” katanya.