Jumat 13 Jan 2023 16:58 WIB

Belum Sebulan, Sudah Ada 16 Kasus DBD di Kota Tasikmalaya

Tahun lalu kasus DBD di Kota Tasikmalaya sangat tinggi dan merenggut 28 korban jiwa.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Cintarasa, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/6/2022). Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sebanyak 1.059 orang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kematian sebanyak 16 orang.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Cintarasa, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/6/2022). Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sebanyak 1.059 orang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kematian sebanyak 16 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sudah terdapat 16 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal 2023. Masyarakat di daerah itu diminta tetap waspada terhadap penularan DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, sudah terdapat 16 kasus DBD. Padahal, tahun 2023 belum sampai setengah bulan berjalan.

"Awal tahun ini ada 16 kasus DBD di Kota Tasikmalaya. Dari kasus yang ada, ada yang anak ada juga yang dewasa," kata dia, Jumat (13/1/2023).

Kendati demikian, Asep mengatakan, belum ada laporan kematian akibat kasus DBD pada awal tahun ini. Namun, masyarakat di Kota Tasikmalaya tetap diminta waspada terhadap penularan DBD. Pasalnya, kasus DBD di Kota Tasikmalaya pada tahun lalu sangat tinggi.

 

Dia menyebutkan, terdapat lebih dari 1.800 kasus DBD di Kota Tasikmalaya sepanjang 2022. Dari hampir 2.000 kasus itu, terdapat 28 kematian yang didominasi oleh anak.

Asep mengimbau, masyarakat tetap memperhatikan kebersihan di lingkungannya masing-masing. Sebab, faktor utama penularan DBD adalah kebersihan lingkungan dan perilaku manusia. 

"Kami tetap imbau masyarakat untuk waspada. Karena penyakit ini karena perilaku di lingkungan," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement