REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro kembali mengungkap fakta baru dalam kasus pembunuhan berantai yang terjadi di Bekasi dan Cianjur Jawa Barat. Ternyata salah satu tersangka yang diduga pelaku utama Wowon Erawan alias Aki memiliki enam istri.
"Perkembangannya ada beberapa secara kuantitas angka mengatakan ada istri daripada tersangka Wowon ada 6 orang, itu tentu juga butuh proses pendalaman," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko kepada awak media, Jumat (20/1).
Namun demikian, menurut Trunoyudo, kebenaran daripada fakta baru itu harus dibuktikan. Salah satunya dengan catatan kependudukan yang ada RW, kelurahan setempat dan juga Dukcapil.
Dia memastikan, setiap fakta yang ditemukan akan ditelusuri kebenarannya. "Ini perlu didukung, namun ini menjadi catatan penyidik," kata Trunoyudo.
Menurut Trunoyudo, keenam istri Wowon masing-masing bernama Wiwin, Ende, Heni, Iis, Halimah, dan Ai Maemunah. Naas, tiga dari enam istrinya, yaitu Wiwin, Halimah dan Ai Maemunah tewas dibunuh. Uniknya, Halimah sendiri adalah ibu dari Ai Maemunah. Jadi sebelum menikah dengan Maemunah, Wowon lebih dulu menikahi Halimah.
Diduga Halimah dibunuh oleh rekan Wowon dalam pembunuhan berantai yaitu Solihin alias Duloh di Cianjur, Jawa Barat. Setelah Halimah tewas, Wowon menikahi Ai Maemunah dan juga dibunuh dengan diracun di Bantar Gebang, Jawa Barat.
Kemudian istri Wowon yang bernama Wiwin juga tewas dibunuh. Jasad Wiwin dikubur satu lubang dengan ibunya bernama Noneng yang juga korban kebiadaban pelaku.
"Korban Halimah dan Ai Maemunah ini adalah istri siri. Ketiga istri Wowon semuanya dibunuh oleh Duloh," ungkap Trunoyudo.
Sebelumnya, terungkapnya kasus pembunuhan berantai berawal satu keluarga yang ditemukan tidak sadarkan diri di rumah kontrakan kawasan Bantar Gebang, Bekasi pada Kamis (12/1) lalu. Sebanyak lima orang korban satu di antaranya anak-anak mengalami keracunan setelah meminum kopi yang sudah dicampur racun. Kemudian tiga orang berinisial di antaranya dan dua korban lainnya masih dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bantargebang.
Tiga orang yang tewas berinisial AM (35 tahun), RAM (21) dan MR (19). Dalam kasus ini, korban meninggal memiliki hubungan darah yakni ibu dan anak. Ketiganya tercatat sebagai warga Cianjur dan telah dimakamkan di kampung halamannya.