Jumat 20 Jan 2023 22:43 WIB

169 Kasus Baru HIV-AIDS Terdata di Sukabumi, Kalangan LSL 82 Kasus

Selain warga Kota Sukabumi, data kasus baru HIV-AIDS mencakup warga luar daerah. 

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pelaksanaan tes cepat HIV.
Foto: ANTARA /Novrian Arbi
(ILUSTRASI) Pelaksanaan tes cepat HIV.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kalangan lelaki seks lelaki (LSL) menjadi yang tertinggi dalam daftar kasus baru HIV-AIDS di layanan kesehatan wilayah Kota Sukabumi pada 2022. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mengimbau warga kalangan berisiko tinggi terpapar HIV untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti, layanan terkait HIV ini tidak hanya diakses warga Kota Sukabumi, tapi juga luar daerah. “Dari data yang ada, kasus baru HIV-AIDS di 2022 pada layanan kesehatan Kota Sukabumi sebanyak 169 orang,” kata dia, Jumat (20/1/2023). 

Wita menjelaskan, data kasus baru itu berdasarkan hasil tes terhadap 11.342 orang di 15 puskesmas dan enam rumah sakit wilayah Kota Sukabumi. Dari 169 kasus itu, kata dia, 66 orang merupakan warga Kota Sukabumi, terdiri atas 44 laki-laki dan 22 perempuan. Sementara 103 orang lainnya warga luar daerah. 

Berdasarkan data, Wita mengatakan, dari jumlah kasus baru HIV-AIDS itu, 82 di antaranya merupakan kalangan LSL. Kemudian 37 kalangan pasangan berisiko tinggi, 34 kalangan wanita pekerja seksual (WPS), sembilan orang pelanggan WPS, dua pengguna narkoba suntik (penasun), serta lima kalangan lainnya.

Wita mengatakan, selama ini kebanyakan kasus baru HIV-AIDS terdeteksi ketika warga bersangkutan sakit dan berobat ke rumah sakit. Ia mengimbau warga atau kalangan berisiko tinggi terpapar HIV berinisiatif melakukan tes di puskesmas ataupun rumah sakit. Terlebih tes HIV ini gratis.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya sebelumnya mengatakan, kalangan LSL paling banyak terdata positif HIV-AIDS selama empat tahun terakhir. Kasus positif itu pun, kata dia, baru terdeteksi setelah melakukan pemeriksaan kesehatan atau hendak mendapatkan penanganan medis di rumah sakit. Ia mengimbau pengecekan HIV dilakukan dengan kesadaran diri sendiri, khususnya bagi kalangan berisiko tinggi.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement