Sabtu 21 Jan 2023 12:25 WIB

Pemkot Bogor Kerahkan Seluruh OPD Kejar Target BABS 100 Persen

Banyak perumahan yang dibangun di pinggir sungai, pembuangannya langsung ke sungai.

Syarifah Sofiah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor
Foto: Pemkot Bgor
Syarifah Sofiah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat kerahkan seluruh dinas, organisasi perangkat daerah (OPD) dan mitra kepolisian dan TNI mengejar target Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) di 66 kelurahan yang ada di daerahnya mencapai 100 persen pada tahun 2023.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, mengatakan, berkaca pada Kabupaten Sukabumi yang mampu membereskan masalah BABS dalam satu tahun dengan kompak turun ke lapangan bersama seluruh jajaran dan mitranya.

Pemerintah Kota Bogor pun telah menggelar Rapat Koordinasi Satgas Open Defecation Free (ODF) Tingkat Kota Bogor 2023 di Paseban Sri Baduga, Balai Kota, Bogor, Rabu (18/1), dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dan dihadiri kepala OPD, Kepolisian, TNI, camat dan lurah.

Hal ini, kata Syarifah, ini untuk semakin memasifkan program ODF atau Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di 66 Kelurahan se-Kota Bogor. "Kami sudah menangani ODF dari 2021 namun memang penanganan di 2021 sampai 2022 belum terlalu masif dan baru dua kelurahan yang sudah bebas BABS yakni kelurahan Rancamaya dan Pabaton," ujarnya, Jumat (20/1/2023).

Sekda mengatakan, posisi Kota Bogor di tingkat Provinsi Jawa Barat sangat memprihatinkan. Berdasarkan data desa yang telah ODF di 2022 triwulan dua, Kota Bogor masih di angka 0 persen. Di tahun 2023 Pemkot Bogor menargetkan bisa memenuhi target ODF 100 persen. Pihaknya pun belajar dari Kabupaten Sukabumi yang selama satu tahun seluruh desanya sudah ODF 100 persen.

"Kami belajar strategi-strategi Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk menangani ODF dan ternyata mereka semua turun, semua komponen turun, dari mulai TNI, Polisi, Perangkat Daerah, Kepala OPD turun untuk menangani dan mendampingi masing-masing desa sehingga bisa ODF," ujarnya.

Syarifah menuturkan, strategi seperti ini sudah pernah dilakukan di Kota Bogor juga pada saat menangani Pandemi Covid-19. Pada penanganan ODF 2023 ini, Pemkot Bogor sudah menetapkan setiap OPD, BUMD, semua lembaga di antaranya BAZNAS dan Kadin untuk mendampingi 66 Kelurahan agar Bebas BABS.

"Kami juga sudah melakukan pemetaan by name by address di setiap kelurahan. Setiap kelurahan dibedakan warnanya (hijau, kuning, merah, merah tua sampai coklat) sesuai banyaknya rumah yang masih BABS. Kelurahan dengan warna coklat merupakan kelurahan dengan jumlah BABS terbanyak yakni 999 - 1.978 rumah," terangnya.

Dia melanjutkan, setiap OPD, BUMD dan lembaga yang mendampingi kelurahan, masing-masing akan diminta untuk membuat langkah-langkah lanjutan dengan rapat koordinasi dan melakukan pemetaan kembali untuk melihat dari yang termudah ditangani. Yakni mengubah kultur sampai yang tersulit yakni banyaknya perumahan yang dibangun di pinggir sungai yang mana pembuangannya langsung ke sungai.

"Kami minta hal-hal yang mudah diselesaikan secara masif agar saat evaluasi setiap bulan ada penurunan. SK ini juga hanya berlaku lima bulan, tujuannya ingin melihat penurunan selama lima bulan dengan target bisa mencapai 70 persen kelurahan bebas BABS dan dalam satu tahun Kota Bogor sudah bisa 100 persen ODF," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement