Senin 23 Jan 2023 08:17 WIB

KTNA Indramayu Khawatir Dampak Beras Impor

Masuknya beras impor dikhawatirkan berdampak terhadap harga gabah petani.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petani panen padi.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Petani panen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menolak beras impor. KTNA mengkhawatirkan dampak dari beras impor apabila masuk ke Indramayu.

Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, Bulog menyatakan beras impor hanya untuk cadangan pangan. Meski demikian, kata dia, masuknya beras impor biasanya akan memberi dampak psikologis yang membuat jatuhnya harga gabah petani.

Menurut Sutatang, tengkulak yang membeli gabah dari petani bisa menawar dengan harga rendah karena beralasan ada beras impor. Rendahnya harga gabah akan merugikan petani. “Kami menolak beras impor, apalagi kalau sampai masuk Indramayu,” kata Sutatang, Ahad (22/1/2023).

Sutatang mengatakan, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penyuplai beras untuk Jawa Barat, bahkan Indonesia. Produksi beras yang dihasilkan para petani Indramayu selama ini selalu surplus. Menurut dia, sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu akan masuk masa panen padi pada awal Maret 2023. Pada masa panen musim rendang (hujan) ini, petani biasanya akan tetap menjual gabahnya, meski harganya rendah, karena membutuhkan biaya untuk musim tanam gadu (kemarau).

Pimpinan Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto, mengatakan, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu hingga Jumat (20/1/2023) tinggal sekitar 100 ton. Beras tersebut disiapkan sebagai cadangan pangan, seperti untuk kebutuhan ketika terjadi bencana.

Menurut Dandy, Bulog Indramayu biasanya memiliki stok beras hingga puluhan ribu ton. Stok ini biasanya juga berasal dari sisa pengadaan beberapa tahun sebelumnya. “Memang surplus. Cuma kita (Bulog Indramayu) banyak bantu daerah lain, seperti kirim ke Aceh karena ada musibah banjir, Medan, Palembang, dan banyak daerah lainnya,” kata Dandy.

Soal beras impor akan masuk ke Bulog Indramayu atau tidak, Dandy mengatakan, belum memutuskan. “Sampai saat ini belum. Kalau dibutuhkan, ya bisa jadi (masuk beras impor),” katanya.

Dandy menilai, meski stok beras di gudang Bulog Indramayu saat ini menipis, untuk pemenuhan kebutuhan pangan masih masih tercukupi. Mengingat luasnya lahan pertanian di Indramayu dan banyaknya warga yang menjadi petani. Saat panen, mereka biasa menyimpan beras untuk kebutuhan makan sendiri.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement