REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Dalam membentuk mahasiswa yang unggul, Stikom Bandung menggelar kuliah umum dengan menghadirkan pemateri Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr Dede Yusuf di Kampus Stikom Bandung, Jalan Ibrahim Adjie No. 57, Kota Bandung, Sabtu (21/1/2023). Melalui kegiatan itu, mahasiswa Stikom Bandung dibekali tips menjadi lulusan perguruan tinggi yang produktif.
Ketua Stikom Bandung Dr Dedy Djamaluddin Malik MSi mengatakan, kuliah umum dengan narasumber dari kalangan praktisi pemerintahan, politik, budaya, dan pengusaha, menjadi penting bagi mahasiswa. Sebagai perguruan tinggi yang mengedepankan ilmu praktis, tutur dia, Stikom Bandung membutuhkan sharing session dari para praktisi untuk mahasiswanya.
‘’Mahasiswa kami sengaja diperkaya dengan informasi pengalaman dari para praktisi,’’ ujar Dedy kepada Republika, Senin (23/1/2023). Dengan cara begitu, tegas dia, maka mahasiswa Stikom Bandung setelah lulus nanti, akan lebih cepat beradaptasi dengan dunia kerja atau tantangan berkarya di lapangan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr Dede Yusuf mengatakan, mahasiswa unggul tidak bisa dibentuk hanya dengan meniti ilmu di bangku kelas. Kata dia, dibutuhkan otoaktivitas mandiri yang lain. Misalnya, membangun jejaring, membaca buku, berorganisasi, manajemen waktu kuliah, mengembangkan bakat dan minat lewat kursus formal atau informal, serta menjalin koneksi dengan senior.
Menurut Wagub Jabar periode 2008-2013 itu, kesiapan menjadi mahasiswa unggul sangat diperlukan karena mahasiswa sekarang menghadapi dua tantangan. Pertama, jumlah pengangguran sarjana yang kini sudah demikian akut. Kedua, tantangan kuriukulum pendidikan yang masih terlalu banyak SKS, dan kurang memenuhi kebutuhan industri.
Untuk itu, papar Dede, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) perlu terus membina kerjasama dengan industry, dan memperbanyak kesempatan mahasiswa untuk magang di dunia kerja. ‘’Idealnya, mahasiswa unggul harus punya spiritualitas yang baik, pengetahuan tinggi, kompeten, sikap empatik, karakter kuat, berpikir kritis dan punya integritas. Tanpa integritas, kepintaran dan kompetensi, tak ada arti,’’ tutur Dede.