Kamis 26 Jan 2023 05:06 WIB

SDN 2 dan 3 Widasari Langganan Banjir, Siswa Belajar Kedinginan

Para siswa harus melewati halaman yang tergenang air untuk mencapai kelas mereka.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah anak sekolah di SDN 2 Widasari dan SDN 3 Widasari, Kabupaten Indramayu berjalan melewati banjir yang menggenangi halaman sekolah mereka, Rabu (25/1/2023).
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Sejumlah anak sekolah di SDN 2 Widasari dan SDN 3 Widasari, Kabupaten Indramayu berjalan melewati banjir yang menggenangi halaman sekolah mereka, Rabu (25/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir menjadi langganan di SDN 2 Widasari dan SDN 3 Widasari, yang berada di satu lokasi, di Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu. Kondisi itu, membuat para siswa menjadi tidak nyaman karena membuat seragam mereka basah dan harus melepas sepatu.

Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (25/1/2023), banjir menggenangi halaman sekolah SDN 2 Widasari dan SDN 3 Widasari, dengan ketinggian air sekitar 10 – 30 centimeter. Banjir itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu.

Para siswa pun harus melewati halaman yang tergenang air untuk mencapai kelas mereka. Karenanya, bagian bawah seragam mereka menjadi basah. Mereka juga harus melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal atau tanpa alas kaki sama sekali.

"Nggak nyaman belajarnya, kaki jadi dingin," ujar seorang siswa kelas enam SDN 3 Widasari, Nugi (12 tahun).

Hal senada diungkapkan siswa lainnya, Putra (12). Dia pun mengaku, tidak nyaman belajar dalam kondisi seperti itu. Apalagi, seragam sekolahnya menjadi basah sehingga dia terpaksa menggantinya dengan baju yang sudah disiapkan dari rumah.

"Belajar jadi nggak nyaman, dingin. Pengennya cepat diperbaiki," tutur Putra.

Meski genangan banjir itu tak sampai masuk ke dalam ruang kelas, namun ruang kelas terlihat menjadi becek dan kotor. Sebelum pulang sekolah, para siswa pun berinisiatif melakukan kerja bakti untuk membersihkan ruang kelas dan selasar sekolah mereka yang kotor dan becek.

Guru Agama di SDN 3 Widasari, Rofikin, menjelaskan, banjir memang sudah menjadi langganan di sekolah tempatnya mengajar itu. Setiap kali hujan turun dengan deras, maka halaman sekolah pasti akan tergenang banjir.

"Pokoknya kalau malamnya hujan besar, anak-anak sudah hafal, pasti banjir. Makanya mereka berangkat ke sekolah juga langsung pakai sandal," kata Rofikin.

Rofikin menjelaskan, banjir terjadi karena posisi halaman sekolah lebih rendah dari jalan raya maupun saluran irigasi yang ada di depan sekolah. Akibatnya, air hujan yang masuk ke halaman sekolah jadi tidak bisa keluar.

Rofikin mengatakan, banjir biasanya akan surut dalam waktu satu sampai dua hari. Namun, jika hujan terus-terusan seperti beberapa hari terakhir, maka banjir lebih lama surutnya.

"Jadi ya tidak bisa dipastikan, tergantung hujannya," tuturnya.

Rofikin mengakui, banjir tidak sampai masuk ke dalam ruang kelas. Meski demikian, kondisi tersebut tetap membuat aktivitas belajar mengajar jadi tidak nyaman.

Menurut dia, kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu maupun camat setempat sudah mengetahui kondisi tersebut. Bahkan, keduanya sudah datang untuk melihat kondisi sekolah.

Sementara itu, Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Baman, mengakui, banjir yang terjadi di SDN 2 Widasari dan SDN 3 Widasari memang sudah menjadi langganan.

Baman mengatakan, saat pengecekan pada Desember 2022 lalu, banjir disebabkan adanya penyumbatan dan pendangkalan pada saluran irigasi di depan kedua sekolah tersebut.

"Untuk penyebab banjir hari ini belum tahu apakah karena salurannya dangkal kembali atau memang debitnya banyak," ujar Baman, saat dihubungi Republika melalui telepon selulernya.

Baman mengaku, sudah menyarankan kepada kepala sekolah untuk membuat saluran pengeluaran dari paralon, yang ujungnya diberi plastik. Ketika air deras, maka plastik akan menutup sehingga air tidak bisa masuk. Sedangkan saat air di dalam kondisinya penuh, maka air bisa keluar.

"Plastik itu berfungsi seperti katup. Tapi sepertinya upaya itu belum dilakukan, nanti saya cek ke sana lagi," kata Baman.

Baman pun sudah menyampaikan kepada camat setempat agar bersama kepala desa melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Indramayu, untuk mengatasi kondisi saluran irigasi.

Pihaknya juga mendorong agar masalah tersebut dibahas dalam musyawarah masyarakat Desa Widasari, terutama untuk peninggian halaman kedua sekolah.

Sementara itu, Camat Widasari, Sidik Tri Hartono, menyatakan, saat banjir menggenangi kedua sekolah tersebut pada Desember 2022, pihaknya sudah melakukan pembersihan saluran irigasi yang tersumbat dan mengalami pendangkalan. "Saat itu selokan sudah dibersihkan," ucap Sidik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement