REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembakaran Alquran dilakukan oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan di Swedia memicu tindakan di negara lain. Salah satunya, terjadi di Belanda.
Kondisi ini, membawa keprihatinan semua pihak termasuk Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum. Menurutnya, sebagai muslim dirinya merasa prihatin dan sakit hati, kenapa orang kafir selalu membakar kitab suci umat islam.
"Jangan terpancing, kita sebagai masyarakat Jabar, saling menghormati dan saling menghargai. Karena, kita harus siap berbeda karena berbeda adalah sebagai kebaikan dan rahmat bagi kita semua," ujar Uu kepada wartawan di Sabuga ITB, Jumat (27/1).
Uu mengatakan, sebagai seorang muslim selama ini dirinya tidak pernah dan tidak mendengar ada pembakaran kitab taurat, injil tripitaka atau weda. "Saya harap tidak terulang dan saya minta ke masyarakat Islam khususnya di Jabar tidak terpancing," katanya.
Uu berharap, hukum yang berlaku di Swiss, Belanda atau hukum internasional bisa menindaklanjuti hal itu. "Saya juga bingung, menurut informasi di satu sisi pemerintah mengutuknya, tapi di sisi lain polisi memberikan izin untuk hal semacam itu," katanya.