Rabu 01 Feb 2023 10:30 WIB

Minyak Goreng Bermasalah Lagi, Teten: Minyak Makan Merah Solusinya

Minyak makan merah memiliki khasiat baik untuk tubuh, bahkan dapat cegah stunting.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki.
Foto: KemenkopUKM
Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki kembali menegaskan pembangunan pabrik minyak makan merah menjadi solusi bagi persoalan harga hingga kelangkaan minyak goreng yang terjadi akhir-akhir ini. Di samping itu, minyak makan merah bisa menjadi cara untuk lebih menyejahterakan petani sawit di Tanah Air.

Teten mengatakan, hilirasasi kelapa sawit yang dilakukan oleh Koperasi Sawit Makmur diharapkan bisa menjadi role model bagi koperasi petani sawit di Kalimantan.

Baca Juga

"Tidak boleh gagal, karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal. Ini akan menjadi pondasi dan tonggak kebangkitan petani di tanah air," kata Teten dalam keterangan resminya, diterima Republika.co.id, Selasa (1/2/2023).

Pihaknya juga telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak makan merah, sekaligus meresmikan pabrik CPO Koperasi Sawit Makmur bekerja sama dengan PT BGMPA di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (31/01/2023) kemarin.

Teten menjelaskan, Presiden Joko Widodo menugaskan untuk dapat lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia. Pemerintah ingin petani sawit yang menguasai 41,42 persen kebun sawit di Indonesia tidak menjual tandan buah segar (TBS) ke industri.

Lebih lanjut Teten mengatakan, dengan harga yang bersaing berkisar Rp 9 ribu per liter, rakyat dapat mengakses minyak yang sehat dan murah.

"Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik untuk tubuh, bahkan dapat mencegah stunting dengan memiliki vitamin A dan E," katanya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Koperasi Sawit Makmur Samsul Bahri mengatakan, pihaknya hingga kini telah mengelola lahan kebun sawit seluas 11.750 hektare (ha) dan memiliki anggota yang beranggotakan petani sawit swadaya mandiri yang tersebar di 8 kecamatan dan 32 desa.

"Koperasi kami masih menjadi satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar. Kami juga sudah menerima dan mengolah TBS sampai 150-200 ribu ton per hari dan berkontribusi sebesar Rp47 miliar per tahun kepada negara," kata Samsul Bahri.

Dengan kemampuan produksi tersebut, Samsul yakin pembangunan pabrik minyak makan merah dapat menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement