Senin 06 Feb 2023 12:31 WIB

Keramaian dari Beragam Budaya Bersatu di Sepanjang Jalan Suryakencana

Perayaan Cap Go Meh di Kota Bogor merupakan perayaan kebudayaan, bukan keagamaan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Warga menyaksikan kesenian tradisional saat mengikuti Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) di Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Warga menyaksikan kesenian tradisional saat mengikuti Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM) di Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Puluhan ribu orang menghadiri dan memadati sisi jalan kawasan pecinan, Kota Bogor, Ahad (5/2/2023). Meski waktu menjelang sore hari, tak menyurutkan langkah mereka untuk melihat keramaian dari berbagai budaya nusantara yang digelar di sepanjang Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor terebut.

Gelaran budaya nusantara itu tanda dimulainya perhelatan acara Cap Go Meh - Bogor Street Festival (CGM-BSF) 2023. Adalah Kiai Haji TB Muhyidin yang membuka perhelatan acara dengan membaca Surat Al-Fatihah dan doa lainnya. Kemudian bergantian diikuti oleh pemuka agama lain mulai dari Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu.

Puluhan ribu warga yang hadir memadati sisi jalan kawasan pecinan ini, juga bersama-sama mengaminkan, teruntuk doa baik yang dipanjatkan bagi bangsa Indonesia. Mereka hadir sejak siang hari, bahkan sejak gladi bersih dilaksanakan. Tua muda, perempuan laki-laki, berbagai agama dan suku, ingin menyaksikan festival yang merupakan ajang budaya pemersatu bangsa ini.

Perhelatan Cap Go Meh tahun ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Lantaran acara ini masuk dalam salah satu dari 110 acara unggulan tahun 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sejumlah penilaian oleh kurator dilakukan jauh hari sebelumnya meliputi inovasi dan kreativitas, manajemen event, strategi komunikasi, serta pengembangan bisnis pariwisata dan pemasaran kearifan lokal.

Sekitar pukul 16.45 WIB, penari pembawa lahang unjuk diri di hadapan warga dan pejabat yang hadir. Mulai dari Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bersama istri, didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya, dan istri, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, dan istri, serta jajaran Forkopimda, para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Para pejabat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat kemudian mencicipi minuman khas Sunda yang terbuat dari nira atau air sadapan sari aren. Lahang ini disajikan oleh pedagang lahang yang sudah berjualan puluhan tahun, sebagai minuman selamat datang.

Tak berselang lama, para penari Tayub hadir. Tarian ini merupakan tarian lama Bogor yang masih lestari. Tak lupa para penari berbaur bersama pejabat daerah.

“Toktoktokotokotok”. Sekitar pukul 17.24 WIB, para pejabat dan ribuan warga yang hadir bersama-sama membunyikan otok-otok. Sebagai tanda dibukanya pawai festival dalam CGM-BSF 2023, yang menampilkan 60 kelompok seni budaya dan tradisi.

Pasukan drumband dari Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi), membuka Parade Seni Budaya yang sudah dinanti warga. Mengenakan seragam loreng dan kepala harimau, drumband dari Pusdikzi dikenal dengan gerakannya yang lincah dan aktif, sebagai tanda bahwa tentara dapat membaur menghibur rakyat.

Para penampil dari berbagai daerah pun tak kalah ingin unjuk gigi. Tak hanya budaya dari Kota Bogor, puluhan penampilan seni budaya dari daerah lain juga turut memeriahkan CGM-BSF 2023. Di antaranya Buroq Cirebon, Ondel-Ondel Betawi, Reog Ponorogo, Angklung Banyumasan, Ciamis Nyerere, Ogoh-Ogoh Bali, dan puluhan seni budaya lainnya.

 

 

 

photo
Suasana Cap Go Meh - Bogor Street Festival di sepanjang Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Ahad (5/2/2023). - (Republika/ Shabrina Zakaria)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement