Senin 06 Feb 2023 15:43 WIB

Pemprov Jabar akan Lunasi Utang Petani Milenial Hari Ini

Petani milenial dikejar-kejar utang bank yang nominalnya mencapai Rp 1,3 miliar.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, saat memberikan penjelasan terkait Program Petani Milenial di Gedung Sate, Kamis (2/2).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, saat memberikan penjelasan terkait Program Petani Milenial di Gedung Sate, Kamis (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jawa Barat hari ini, Senin(6/2) berjanji akan melunasi utang para Petani Milenial angkatan pertama. Pemprov pun memastikan utang tersebut akan dilunasi pada hari ini.

"Iyah, hari ini (pelunasan utang)," ujar Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerat Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, kepada wartawan, Senin (6/1/2023).

Menurut Yuke, mengenai teknis pelunasan tersebut. Nantinya, PT Agro Jabar selaku avalis atau penjamin program Petani Milenial akan membayar pelunasan utang itu langsung ke BJB.

"Jadi pembayarannya langsung dari PT Agro jabar ke BJB," kata Yuke. 

Sebelumnya diberitakan, menurut Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Yuke Mauliani Septina, pihaknya tak akan lepas tangan terhadap masalah pemuda Petani Milenial yang dikejar utang bank setelah mengikuti program tersebut.

Yuke pun menepis anggapan Pemprov Jabar seolah lepas tangan. Menurut Yuke, pihaknya bakal segera melunasi utang pemuda itu yang dibayarkan ke Bank.

“Hari Senin akan diselesaikan pembayaran kredit mereka," ujar Yuke, dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023).

Sebelumnya, seorang peserta Petani Milenial yang menggarap usaha tamaman hias, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rizky Anggara mengaku ia bersama kelompoknya yang tergabung dalam Petani Milenial angkatan pertama tidak pernah dibayar oleh salah satu perusahaan swasta yang menjadi offtaker atas program tersebut. Akhirnya, Rizky dan rekan-rekannya harus dikejar-kejar utang bank yang nominalnya mencapai Rp 1,3 miliar.

Yuke Mauliani menjelaskan, para peserta petani milenial budidaya tanaman hias ini dibentuk untuk mengisi peluang ekspor. Mereka, telah menyelesaikan masa kontrak program selama setahun.

"Tetapi produk yang akan mereka jual adalah produk yang akan diekspor. Dan negara tujuannya di Eropa. Di perjalanan kami tidak pernah membayangkan akan terjadi perang," ujar Yuke dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/2/2023).

Padahal, kata dia, negara yang akan dilintasi adalah negara terdampak yang akhirnya mengakibatkan terjadinya gagal ekspor. Akibat gagal ekspor,  produk tanaman hias yang sudah dipesan tak bisa dibayar oleh offtaker.

"Artinya dampaknya pada pembayaran dan pembayaran terhadap produk yang sudah mereka buat. Dampak lainnya jadi tidak bisa membayar kredit ke bank. Itu kronologinya," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement