Selasa 07 Feb 2023 13:38 WIB

BI Sebut Upaya Ridwan Kamil Jaga Investasi Picu Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2022

Jabar mampu lepas dari tekanan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 lalu. 

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Bambang Pramono (kiri), Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Urusan Pengembangan dan Promosi Deni Rusyana (tengah), dan Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Permadi Mohamad Nurhikmah (kanan) tampil sebagai narasumber pada acara Jabar Punya Informasi (Japri).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Bambang Pramono (kiri), Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Urusan Pengembangan dan Promosi Deni Rusyana (tengah), dan Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Permadi Mohamad Nurhikmah (kanan) tampil sebagai narasumber pada acara Jabar Punya Informasi (Japri).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada 2022 mengalami kenaikan tinggi hingga 5,45 persen year-on-year (yoy). Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Jawa Barat tahun 2022 mengalami perbaikan dan pertumbuhan siginfikan dibanding tahun 2021.

Di tengah situasi geopolitik yang mengganggu perekonomian global juga adanya kenaikan harga BBM, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jabar Tahun 2022 tumbuh siginifikan mencapai 5,45 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 3,74 persen.  

Baca Juga

Sempat terperosok pada angka LPE -2,52 persen pada 2021 lalu karena pandemi Covid-19, Jawa Barat mulai bangkit seiring terkendalinya kasus. Bahkan LPE 2022 nyaris mendekati LPE Jawa Barat di masa awal kepemimpinan Ridwan Kamil 2018 lalu di angka 5,65 persen dan melampaui LPE 2019 di angka 5,02 persen.

BPS melansir hal ini dicapai seiring dengan perbaikan penanganan pandemi, dibukanya penyelenggaraan haji, ketentuan mudik lebaran, pembelajaran tatap muka dan tempat wisata sehingga mobilitas masyarakat berangsur normal. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh terjaganya ekspor dan realisasi investasi di tengah ketidakpastian global.

Menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono, di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil, Jabar mampu lepas dari tekanan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 lalu. 

“Angka 5,45 persen ini merupakan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Pulau Jawa. Bahkan lebih tinggi dari perekonomian nasional yang tumbuh 5,31 persen (year on year),” ujar Bambang kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).

Bank Indonesia menganalisa, bahwa pertumbuhan ekonomi yang moncer ini didorong kebijakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang mampu menjaga performa kinerja investasi. “Ini hal penting, realisasi investasi Jawa Barat tahun 2022 tercatat sebesar Rp174,58 triliun. Pencapaian realisasi investasi ini telah mencapai 103,14 persen atau melebihi target nasional yang tercatat sebesar Rp169,27 triliun, ini diluar dugaan,” papar Bambang.

Bambang mengatakan, komitmen Ridwan Kamil terhadap investasi bisa dilihat dari upayanya menggandeng seluruh stakeholder. Termasuk, Bank Indonesia untuk tetap menggenjot promosi investasi sejak masa pandemi Covid-19 bahkan di saat situasi perekonomian global yang tidak menentu.

“Upaya promosi dibekali dengan pemetaan potensi investasi disertai dengan iklim kemudahan berusaha yang ada di Jawa Barat, kebijakan itu juga didukung  stakeholder,  project owner yang memberikan komitmen investasi yang  sudah siap ditawarkan," katanya. 

Selain itu, kata dia, dari sisi SDM, Jabar juga ditopang oleh SDM tinggi dan berkualitas. Serta, infrastruktur yang jauh lebih siap dibanding provinsi lain.

Menurutnya, sejalan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, kondisi kesejahteraan yang diindikasikan dengan tingkat kemiskinan juga menunjukan perbaikan. 

Pada September 2022, jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 4,05 juta orang atau menurun dari 4,07 juta orang pada Maret 2022. Secara prosentase, Prosentase penduduk miskin menurun menjadi 7,98 persen September 2022 dari sebelumnya tercatat 8,06 persen Maret 2022. Kinerja ini lebih baik dibandingkan dengan prosentase kemiskinan nasional yang meningkat dari 9,54 persen Maret 2022 menjadi 9,57 persen.

“Penurunan tingkat kemiskinan ini merupakan hasil dari kinerja pemulihan ekonomi didukung oleh meningkatnya peran UMK dan bantuan subsidi tenaga kerja yang gencar diberikan sepanjang tahun 2022. Rata rata UMK Jabar meningkat 7,09 persen dari Rp 3,072.637 menjadi Rp 3.291.624 tahun 2023,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement