Kamis 09 Feb 2023 12:16 WIB

Jokowi: Dunia Pers Sedang tidak Baik-Baik Saja

60 persen belanja iklan yang seharusnya untuk media malah diambilalih platform asing.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023). Dalam sambutannya Presiden Jokowi menyebut bahwa dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Karena banyaknya media informasi digital yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme autentik. Presiden juga menyampaikan Rancangan Peraturan Presiden yang mengatur tentang platform digital dan perusahaan pers harus segera diselesaikan dalam satu bulan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023). Dalam sambutannya Presiden Jokowi menyebut bahwa dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Karena banyaknya media informasi digital yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme autentik. Presiden juga menyampaikan Rancangan Peraturan Presiden yang mengatur tentang platform digital dan perusahaan pers harus segera diselesaikan dalam satu bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Presiden Jokowi menghadiri dan mengucapkan selamat Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Kamis (9/2/2023). Namun demikian, dirinya menyebut, jika dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja.

“Saya ulangi, dunia pers sedang tidak baik-baik saja,” kata Jokowi di Medan, Kamis (9/2).

Menurutnya, ihwal masalah utama yang sejak dulu digaungkan di dunia jurnalistik soal kebebasan, masalah pemberitaan yang marak saat ini menggesernya dan menjadi isu utama. Dia menyinggung, banyak orang kini cenderung bebas membuat berita dan tidak bertanggung jawab.

“Menurut saya ini bergeser. Karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan digital, termasuk platform asing. Di sana, kebanyakan mendorong konten receh yang sensasional dan mengorbankan jurnalisme. Ini kita semakin kehilangan,” katanya.

Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa keberlanjutan media konvensional juga sedang mengalami tantangan berat. Mengutip data yang dia kumpulkan, ada sekitar 60 persen belanja iklan yang seharusnya untuk media malah diambilalih platform asing.

“Ini sedih loh kita, makanya kemarin ada ajuan kerjasama perusahaan pers dan platform digital untuk dibuatkan Perpres nya,” kata dia.

Mantan Gubernur DKI itu menambahkan, pihaknya juga akan menyetujui pengajuan Perpres lainnya yang berisi adanya tanggung jawab jurnalisme berkualitas. Dengan itu, pihaknya berjanji untuk bertemu lebih lanjut bersama para tokoh pers untuk mewujudkan kemungkinan itu.

“Saran saya bertemu, dan dalam satu bulan ini harus selesai menjadi Perpres,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement