Sabtu 11 Feb 2023 18:59 WIB

Ribuan Warga Ikut Puncak Festival Bau Nyale di Pantai Seger Mandalika

Berburu bau nyale yang diyakini sebagai titisan Putri Mandalika.

Festival Pesona Bau Nyale: Ribuan warga dan wisatawan mengumpulkan Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2019 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (25/2/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Festival Pesona Bau Nyale: Ribuan warga dan wisatawan mengumpulkan Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2019 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (25/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Ribuan warga baik wisatawan lokal maupun asing turun ke laut di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dalam Festival Bau Nyae2023 guna mencium Bau Nyale (menangkap cacing laut) atau berburu "nyale" yang diyakini sebagai titisan Putri Mandalika.

Berdasarkan pantauan di lokasi pada Sabtu (11/2) 2023, sejak Jumat (10/2) malam masyarakat mulai berdatangan bersama keluarga dan kerabatnya di lokasi puncak Festival Bau Nyae di Pantai Tanjung An Mamu di Pantai Seger.

 

photo
Seorang laki-laki menunjukkan Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2023 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, . - (Antara/Ahmad Subaidi)

 

Para "pemburu" cacing laut itu datang menggunakan mobil dan kendaraan. Mereka juga terlihat menginap di tenda-tenda untuk menunggu Putri Mandalika. Bahkan di pagi menjelang Subuh, semakin banyak orang yang datang untuk menangkap cacing laut sebelum matahari terbit.

Ketika saatnya tiba, masyarakat berduyun-duyun ke laut membawa peralatan berupa sorok (jaring), ember, dan senter untuk menangkap nyale di laut.

"Nyale tidak banyak yang keluar hari Sabtu (11/2) ini. Namun pada Jumat (10/2) yang datang banyak," kata Pak Sahir, wisatawandi lokasi Bau Nyale, Sabtu.

Bagi masyarakat sekitar Mandalika, kata dia, Bau Nyale memang tidak dilakukan selama satu hari, tetapi bisa dilakukan selama tiga hari atau tergantung tanda-tanda alam yang terjadi. "Kalau hari ini sedikit, besok bisa jadi banyak, seperti tahun lalu," katanya.

Hal senada dikatakan Lalu Wir, warga NTB lainya. Ia menjelaskan, bahwa nyale yang keluar pada Sabtu ini sedikit, sedangkan pada Jumat (10/2) cukup banyak nyale yang keluar sehingga tangkapan masyarakat cukup banyak. "Kemarin banyak sekali," katanya.

Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri mengatakan, masyarakat berkumpul di sini untuk memeriahkan acara yang sangat spesial bagi Lombok Tengah, NTB dan seluruh masyarakat Indonesia yaitu Festival Bau Nyale.

Bau Nyale merupakan salah satu tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Lombok Tengah, dan merupakan bagian dari kekayaan dan budaya khas daerah ini. "Setiap tahun masyarakat Lombok Tengah menyambut kedatangan Bau Nyale dengan semangat dan kebahagiaan yang luar biasa," ujarnya.

Dikatakannya, Festival Bau Nyale ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi setiap orang untuk saling mengenal dan lebih mengenal budaya dan tradisi masyarakat Lombok Tengah. "Kita juga bisa menikmati berbagai kegiatan yang menyenangkan, seperti pemandangan yang indah, pertunjukan budaya, dan lain-lain," ujarnya.

Namun, di balik segala kemeriahan dan kemeriahan acara ini, dia berharap, pelaksanaan tradisi ini juga harus memperhatikan dan menjaga tradisi dan budaya masyarakat Lombok Tengah.

"Kita harus memastikan bahwa kita tidak hanya menikmati acara ini, tetapi juga memastikan budaya dan tradisi kita diwariskan dari generasi ke generasi," ucap Pathul Bahri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement