Kamis 16 Feb 2023 06:07 WIB

Sekitar 113 Jenis Pohon Ditanam di Taman Kehati Aqua Babakanpari

Taman Kehati Aqua Babakanpari ada di wilayah Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
Petani melakukan perawatan pohon di Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Pabrik Aqua Babakanpari, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: Dok Republika
Petani melakukan perawatan pohon di Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Pabrik Aqua Babakanpari, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Berbagai jenis pohon tumbuh di Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati), yang lokasinya bersebelahan dengan Pabrik Aqua Babakanpari di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Taman Kehati ini disebut terus ditanami pohon, sebagai bagian dari upaya konservasi air.

Pabrik Aqua Babakanpari mengembangkan Taman Kehati di lahan seluas sekitar 5,5 hektare sejak 2010. Penanaman pohon di Taman Kehati ini disebut melibatkan karyawan Aqua, juga elemen masyarakat, seperti kelompok tani dan lembaga swadaya masyarakat, serta sejumlah dinas di Kabupaten Sukabumi.

“Penanaman pohon di Taman Kehati Pabrik Aqua Babakanpari ini dilakukan setiap tahun agar luas tutupan hijau terbuka semakin luas,” ujar Kepala Pabrik Aqua Babakanpari, Eddwison Yasir, kepada wartawan, Rabu (15/2/2023).

Taman Kehati Aqua Babakanpari disebut dibagi menjadi dua zona, yang dipisahkan jalan penghubung antarkampung. Eddwison mengatakan, zona pertama ditanami berbagai jenis pohon endemik, pohon asli setempat, pohon bernilai ekonomi tinggi, pohon yang terancam punah, tanaman obat, serta pohon buah.

Menurut Eddwison, ada sekitar 113 jenis pohon yang ditanam di Taman Kehati Aqua Babakanpari. Di antaranya pohon eboni, engkala, pulai, kidahu, rasamala, dan puspa. Ada juga pohon kayu manis, mindi damar, juga mahoni.

Untuk mendukung upaya konservasi air, Eddwison mengatakan, di Taman Kehati ini dibuat 20 rorak, yang berfungsi sebagai peresapan air.

Dalam upaya menambah kebermanfaatan Taman Kehati, rorak itu dikombinasikan dengan fungsi lain untuk budi daya lebah klanceng. Dari kombinasi itu, Eddwison mengatakan, muncul nama “Rotari” atau “Rorak Taman Trigona”.

Rotari ini disebut sama dengan rorak pada umumnya, tapi pada pinggirannya ditanami bunga-bungaan sebagai pakan lebah klanceng.

Sementara di zona kedua Taman Kehati, Eddwison menjelaskan, diterapkan sistem tumpang sari, yang melibatkan petani. Menurut dia, para petani diberi kebebasan mengolah lahan sekitar 2,5 hektare dengan menanam berbagai jenis palawija, sekaligus merawat pohon-pohon besar di zona dua.

Hasil palawija dari zona dua itu dapat dimanfaatkan para petani untuk konsumsi keluarga masing-masing, dibagikan ke tetangga, ataupun dijual.

Selain menanam palawija, para petani pun diajak mengolah madu hasil budi daya lebah klanceng. “Ini merupakan suatu bentuk pemberdayaan petani yang bermukim di kawasan Cidahu dan Cicurug,” kata Stakeholder Relations Manager Pabrik Aqua Bababaknpari, Andi Suhandi.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement