Kamis 16 Feb 2023 08:17 WIB

Pemkot Tasikmalaya Tunggu Realisasi Penyaluran Minyakita ke Pasar

Pemkot Tasikmalaya mengusulkan penyaluran Minyakita ke Pasar Pancasila dan Cikurubuk.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Minyak goreng curah kemasaan sederhana merek Minyakita.
Foto: Prayogi/Republika.
Minyak goreng curah kemasaan sederhana merek Minyakita.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menunggu realisasi penyaluran minyak goreng curah kemasan sederhana, Minyakita. Pemkot Tasikmalaya sudah menyampaikan usulan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Apep Yosa Firmansyah mengatakan, Pemkot Tasikmalaya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar terkait penyaluran Minyakita ke pasar.

Terkait hal itu, Apep mengatakan, Pemkot Tasikmalaya mengusulkan pasokan Minyakita ke masing-masing 20 pedagang di Pasar Pancasila dan Pasar Cikurubuk. “Kita sudah sampaikan ke provinsi. Kita tunggu realisasinya,” kata Apep.

Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Kota Tasikmalaya (Hippatas), Jajang Ara, mengatakan, saat ini para pedagang di Pasar Cikurubuk sudah tidak ada lagi yang menjual Minyakita. Selain soal pasokan, harga beli dari distributor mengalami kenaikan. “Saat ini Minyakita langka,” kata dia kepada Republika, Rabu (15/2/2023).

Menurut Jajang, kelangkaan Minyakita sudah terjadi dalam dua bulan atau sejak awal 2023. Ia tidak tahu pasti faktor yang menyebabkan Minyakita langka. Padahal, kata dia, Minyakita masih mudah didapatkan hingga akhir tahun lalu.

Jajang mengatakan, masih ada distributor yang menawarkan Minyakita kepada para pedagang di pasar. Namun, harga dari distributor mengalami kenaikan, sehingga pedagang enggan membeli.

Menurut Jajang, Minyakita saat pertama kali beredar hanya Rp 13 ribu per liter dari distributor, sehingga pedagang masih bisa menjual Rp 14 ribu per liter. 

“Kalaupun sekarang ada, harga belinya sudah Rp 15 ribu per liter dari distributor. Mau tak mau, jual ke masyarakat bisa Rp 16 ribu sampai Rp 17 ribu. Jadi, pedagang tidak mau,” kata Jajang.

Jajang mengatakan, pembeli pun banyak mengeluhkan soal kesulitan mendapatkan Minyakita. Akhirnya pedagang beralih ke minyak goreng curah biasa, atau minyak goreng kemasan premium, yang harganya sekitar Rp 18 ribu per liter.

Karena itu, Jajang berharap harga Minyakita dapat segera kembali stabil, termasuk ketersediaannya. Apalagi menjelang bulan Ramadhan, di mana biasanya tingkat kebutuhan masyarakat meningkat.

“Kami dari Hippatas juga sudah mengajukan ke Kemendag (Kementerian Perdagangan) untuk mendapat distribusi Minyakita dengan harga Rp 12.600 per liter, dengan pernyataan harus dijual dengan harga Rp 14 ribu. Mungkin minggu ini bisa realisasi,” kata Jajang.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement