Kamis 23 Feb 2023 12:12 WIB

Bangun Kebersamaan, Ngaliwet Bareng Digelar di Garut

Berbagai pihak di Garut urunan untuk Festival 1.000 Liwet.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Warga menyantap nasi liwet saat Festival 1.000 Liwet di Alun-Alun Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (23/2/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga menyantap nasi liwet saat Festival 1.000 Liwet di Alun-Alun Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (23/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Festival 1.000 Liwet digelar di Alun-Alun Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (23/2/2023). Tidak hanya di Alun-Alun Garut, ngaliwet bareng juga dilakukan di tingkat kecamatan.

Berdasarkan pantauan Republika, ribuan warga tampak berkumpul di Alun-Alun Garut sejak Kamis pagi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengundang masyarakat untuk ngaliwet bareng. Kegiatan ini masih rangkaian dari peringatan Hari Jadi ke-210 Kabupaten Garut.

Salah satu warga yang ikut menyantap nasi liwet di Alun-Alun Garut, Dodi Hidayat (69 tahun), mengapresiasi kegiatan yang digelar Pemkab Garut ini. “Jadi, tidak ada jarak antara masyarakat dan pemerintah,” ujar dia.

Karena itu, Dodi berharap Festival Liwet ini bisa diagendakan secara rutin. Apalagi liwet disertai lauk-pauk yang bergizi. “Selain untuk meningkatkan gizi, ngaliwet juga bisa mempererat silaturahim. Dengan ngaliwet, kekakuan akan cair. Masyarakat bisa saling berbagi pengalaman dan hal lain yang sifatnya positif,” kata Dodi.

Sejumlah santri dari Pesantren Ariful Huda ikut ngaliwet bareng di Alun-Alun Garut. “Kami bersyukur dengan kegiatan ini. Anak-anak jadi bisa berkumpul bersama masyarakat lainnya dan merasakan liwet yang enak. Tidak ada jarak,” ujar pengurus Pesantren Ariful Huda, Rifki Nurjaman.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, pemkab menggelar Festival 1.000 Liwet untuk mengajak masyarakat berkumpul dan menyantap nasi liwet bersama. Ini juga menjadi salah satu momen bagi masyarakat berkumpul bersama para pejabat pemerintah, sambil makan bersama.

“Ini merupakan bentuk kebersamaan. Tanpa kebersamaan, Kabupaten Garut tak akan maju,” kata Helmi.

Helmi mengatakan, ngaliwet bersama ini tak hanya dilakukan di Alun-Alun Garut. Ngaliwet bareng juga dilakukan di tingkat kecamatan. Ia berharap kegiatan ngaliwet bersama masyarakat itu bisa menguatkan kebersamaan. 

Ngaliwet ini simbol bersatunya masyarakat dengan pejabat. Ini harus diaplikasikan dalam pelayanan dalam membangun Garut,” ujar Helmi.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Garut, 1.000 nasi liwet yang disediakan saat festival ini berasal dari berbagai pihak. Sebanyak 48 nasi liwet dari perangkat daerah/BUMD, 42 liwet dari kecamatan, 442 nasi liwet dari desa/kelurahan, 121 nasi liwet dari SMP negeri, 42 nasi liwet dari Korwil Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 68 nasi liwet dari puskesmas, dan 137 nasi liwet dari BUMN, swasta, serta sumbangan partisipan lainnya.

“Uang untuk liwet ini urunan. Tidak ada anggaran dari pemerintah. Alhamdulillah, antusiasme masyarakat untuk makan bersama cukup besar,” ujar Helmi.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement