Kamis 23 Feb 2023 16:09 WIB

Soal Difteri Garut, Kemenkes: Sudah Kita Atasi

Penurunan jumlah imunisasi anak menyebabkan beberapa penyakit lama muncul kembali.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kedua kanan) menggendong bayi yang telah menjalani Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Puskesmas Batujajar, Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kedua kanan) menggendong bayi yang telah menjalani Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Puskesmas Batujajar, Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyoroti status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Kabupaten Garut. Sejauh ini, menurutnya, difteri sudah ditangani dan akan terus diantisipasi.

“Difteri sudah kita atasi,” kata Dante kepada awak media di Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Jakarta, Kamis (23/2).

Baca Juga

Menurut dia, penyebab adanya kejadian luar biasa itu memang karena penurunan kasus vaksinasi beberapa waktu lalu. Namun demikian, pihaknya menjanjikan KLB tersebut akan segera selesai.

“Tapi mudah-mudahan akan menurun dan terus teratasi,” katanya.

Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menetapkan kasus penyakit difteri sebagai kejadian luar biasa, menyusul ditemukan banyak kasus di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, sejak empat pekan terakhir. Status itu ditetapkan melalui Keputusan Bupati (Kepbup) Garut Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023 tentang Penetapan KLB Penyakit Difteri pada 20 Februari 2023.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan merebaknya penyakit menular akibat infeksi virus Corynebacterium Diphteria itu. Salah satunya, karena beberapa korban tidak divaksin lengkap.

"Nah difteri ini sudah dinyatakan KLB. Saya sudah tanda tangani bahwa difteri di Kabupaten Garut dinyatakan KLB,\" kata dia melalui siaran pers, Selasa (21/2/2023).

Sejauh ini, beberapa daerah memang sempat menyatakan adanya KLB mulai dari polio hingga difteri. Akhir tahun lalu, ada kemunculan kasus polio di Pidie, Aceh, yang akhirnya ditetapkan sebagai KLB. 

Khusus gagal ginjal akut, memang hingga kini belum diputuskan menjadi KLB. Namun demikian, para korban melalui kuasa hukumnya telah mendorong fenomena itu.

Menurut Dante, hal itu terjadi beberapa kali di beberapa tempat dan waktu lalu yang berbeda. “Itu karena seiring Covid-19, kita ada penurunan potensi untuk melakukan imunisasi pada anak,” katanya.

Menurutnya, penurunan jumlah imunisasi pada anak itu menyebabkan beberapa penyakit lama muncul kembali. Kendati demikian, dirinya mengklaim sudah bisa menangani hal itu secara mendasar.

“Tapi sudah kita atasi, kita distribusi imunisasi dasar. Kita selesaikan dan kini menurun untuk KLB,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement