Selasa 28 Feb 2023 00:36 WIB

Gubernur Sumbar Kagumi Mesjid Raya Al Jabbar Karya Ridwal Kamil

Masjid Raya Sumbar memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award atau AFAMA .

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengunjungi ke Masjid Raya Al Jabbar.
Foto: Istimewa
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengunjungi ke Masjid Raya Al Jabbar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengunjungi ke Masjid Raya Al Jabbar, akhir pekan ini. Mahyeldi pun menyempatkan diri untuk mengelilingi bangunan dengan ukuran 99x99 meter dan mampu menampung sekitar 50 ribu jamaah.

Menurut Mahyeldi, dirinya takjub dengan desain Masjid Raya Al Jabbar, yang berada di Kawasan Gedebage, Kota Bandung. Dengan desain ornamen khas berupa sisik ikan dan kaca berwarna warni. Bentuk masjidnya juga keindahan tiada tara.

"Luar biasa memang desain Masjid Raya Al Jabbar. Karya monumental yang didesain Pak Ridwan Kamil, yang juga di kenal arsitek masjid. Dengan kehadiran masjid ini, juga menambah destinasi wisata religi tujuan masyarakat yang ada di Jawa Barat," ujar Mahyeldi dalam siaran persnya.

Mahyeldi mengagumi hasil karya Ridwan Kamil yang saat ini juga menjabat Gubernur Jawa Barat. Karena Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil ini, arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung juga ikut medesain Mesjid Raya Sumatera Barat yang terletak di Kota Padang. Sehingga, menjadi ikon wisata religi terkenal di Tanah Air.

Menurut Mahyeldi, Masjid Raya Sumbar memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award atau AFAMA tahun 2021. Penghargaan ini merupakan ajang untuk menampilkan karya dan desain masjid dari negara-negara dengan penduduk Muslim di dunia.

"Masjid Raya Sumbar kan juga Pak Ridwan Kamil dan tim yang mendesain," katanya. 

Sehingga, kata dia, Masjid Raya Sumbar pun sangat dibanggakan masyarakat Ranah Minang pun saat ini juga dikenali oleh seluruh masyarakat se Indonesia.

"Karena desainnya yang unik menyerupai gonjong rumah gadang di Minangkabau," kata Mahyeldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement