Ahad 05 Mar 2023 16:45 WIB

325 Ton Sampah Sungai Citarum Dikelola Greeneration Foundation

Sebanyak 5.500 warga dalam proses pengumpulan dan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Satgas Citarum Harum Sektor 9 bersama warga membersihkan tumpukan sampah.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Satgas Citarum Harum Sektor 9 bersama warga membersihkan tumpukan sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dilaksanakannya pilot project ‘Citarum Repair’ sejak 2021, Greeneration Foundation telah berhasil mengangkat dan mengelola total lebih dari 325 ton sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Proyek ini melibatkan kurang lebih 5.500 warga dalam proses pengumpulan dan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Citarum Repair mengangkat tema ‘Pembersihan Sungai Citarum dari Sampah Terapung, Guna Cegah Polusi Plastik ke Lautan’. Ini juga merupakan bentuk kerja sama internasional bersama tiga lembaga swadaya masyarakat (Non-Governmental Organization/NGO) lainnya.

Lembaga-lembaga itu adalah Waste4Change yang merupakan perusahaan penyedia solusi masalah sampah, Bening Saguling Foundation sebagai yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan lingkungan, dan RiverRecycle yaitu pakar dan penyedia Teknologi Trash Boom dan Konveyor Apung dari Finlandia.

Kolaborasi ini bermula dari dokumenter Bening Saguling Foundation yang mendapat perhatian dari Founder RiverRecycle, Anssi Mikola, yang melihat banyaknya sukarelawan di Sungai Citarum yang mengumpulkan sampah plastik secara manual menggunakan perahu-perahu kayu kecil.

“Berdasarkan dokumenter itu saya merasa masih ada cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengelola sampah pada daerah aliran sungai. Hal tersebut memicu saya untuk menghadirkan mesin dan teknologi yang mampu mempermudah kegiatan itu,” jelas Anssi dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Melihat banyaknya apresiasi dan ketertarikan berbagai organisasi dari berbagai negara, Anssi memperkenalkan teknologi Trash Boom besutannya untuk mendukung negara-negara yang membutuhkannya, tidak hanya Indonesia, tetapi juga India, Ghana, hingga Filipina.

Sejauh ini, pencapaian yang dapat terlihat dari upaya tersebut adalah perubahan indeks kebersihan air dari 33 poin dengan status cemar sedang, menjadi 55 poin dengan status cemar ringan dalam empat tahun ini. Namun, edukasi terkait kelola sampah masih perlu ditingkatkan.

Sampah tidak semata-mata hanya dikumpulkan, sampah yang mencemari Sungai Citarum dan sekitarnya dengan nilai daur ulang tinggi dapat dipilah dan disalurkan ke rantai industri daur ulang. Sampah dibagi menjadi 31 kategori yang berbeda untuk didaur ulang, mulai dari sampah organik hingga sampah anorganik.

Sedangkan sampah plastik yang bernilai rendah seperti lembaran plastik dan dianggap residu, akan dimanfaatkan menjadi papan plastik. Melalui langkah pemanfaatan sampah menjadi papan plastik ini akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor di sekitar DAS Citarum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement