REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Bupati Garut Rudy Gunawan berharap pelaksanaan Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di daerahnya dapat mencapai target. Untuk itu, Bupati mendorong juga pelaksanaan imunisasi polio di sekolah-sekolah ataupun madrasah.
Sub-PIN Polio dimulai serentak di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar), Senin (3/4/2023). Imunisasi massal ini dilakukan setelah penetapan status kejadian luar biasa (KLB) polio di Provinsi Jabar lantaran ada kasus di Kabupaten Purwakarta.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, imunisasi tersebut mutlak dilaksanakan sebagai upaya pencegahan potensi penularan polio. Ia mengaku menugaskan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman untuk mengawasi langsung pelaksanaan Sub-PIN Polio di 42 kecamatan, yang mencakup 421 desa dan 21 kelurahan.
Sub-PIN Polio akan dilakukan dalam dua putaran, dengan sasaran sekitar 230 ribu anak usia 0-59 bulan. Target minimal cakupan imunisasi ini 95 persen. Bupati sempat meninjau pelaksanaan imunisasi polio di Garut Islamic School Prima Insani, Senin.
“Jumlahnya (sasaran imunisasi polio) cukup banyak di Kabupaten Garut, itu sekitar 230 ribu orang. Kita akan menggerakkan semua entitas Disdik (Dinas Pendidikan). Kami juga akan kolaborasikan dengan Kemenag (Kementerian Agama), supaya ini di madrasah-madrasah juga dilakukan,” kata Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut Maskut Farid mengatakan, untuk pelaksanaan Sub-PIN polio ini disiapkan sekitar 5.012 lokasi. Selain posyandu, disiapkan juga tempat imunisasi di sekolah-sekolah hingga pusat keramaian.
Setiap pos imunisasi disebut bisa melayani antara 50-100 anak. “Diharapkan semua anak selama seminggu ini harus dilaksanakan tetes polio. Jadi, semua yang punya balita dipastikan ditanya. Kalau belum (imunisasi polio) harus dilaporkan di puskesmas terdekat atau di posyandu atau di poskesdes, atau di pustu ya,” kata Maskut.